Di Pamekasan ada kepala madrasah yang melelang motornya seharga Rp7,5 juta untuk menutupi pembayaran guru honorer di sekolahnya. Kasihan para guru honorer yang mengharap gaji pada kisaran Rp400-600 ribu dari dana BOS tersebut,"

Jakarta (ANTARA News) - Ketua Komisi VIII DPR Saleh Partaonan Daulay meminta pemerintah segera mencairkan dana Biaya Operasional Sekolah di madrasah-madrasah seluruh Indonesia menilik beberapa sekolah semakin kekurangan biaya dalam melangsungkan proses pendidikannya.

"Di Pamekasan ada kepala madrasah yang melelang motornya seharga Rp7,5 juta untuk menutupi pembayaran guru honorer di sekolahnya. Kasihan para guru honorer yang mengharap gaji pada kisaran Rp400-600 ribu dari dana BOS tersebut," kata Saleh lewat keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Jumat.

Maka dari itu, Saleh meminta pemerintah segera menyalurkan dana BOS menilik pentingnya dana itu terutama untuk menutupi kekurangan gaji guru-guru honorer yang ada.

Menurut dia, dana BOS juga diperlukan untuk menutupi biaya operasional sekolah terutama untuk madrasah-madrasah swasta di daerah pelosok. Bantuan BOS itu nilainya sangat penting. Setidaknya, madrasah-madrasah itu bisa memanfaatkan untuk membeli keperluan rutin sekolah seperti alat tulis, penghapus, spidol dan lain-lain.

Pencairan dana BOS selama ini, kata dia, ada ketidakadilan. Pasalnya, kasus keterlambatan pencairan dana BOS ini tidak terjadi di sekolah-sekolah umum. Wajar jika kemudian pengelola madrasah-madrasah merasa dianaktirikan.

"Kalau mau jujur, peranan madrasah dalam mencerdaskan masyarakat cukup besar. Berapa banyak alumni madrasah yang sudah menjadi pemimpin di negeri. Mohon ini dijadikan sebagai pertimbangan," katanya.

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015