... jika digunakan sebagai PLTN bisa menghasilkan daya sebesar 33 GigaWatt, yang bisa digunakan selama 30 tahun...
Jakarta (ANTARA News) Pengamat energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Deendarlianto, mengatakan, pembangunan satu reaktor nuklir akan memakan biaya hingga Rp40 triliun.
"Untuk (membangun) satu reaktor butuh Rp40 triliun. Tapi kan harga jual energinya sangat murah, pasokan sumber daya alamnya pun sudah punya," kata dia, di Jakarta, Jumat.
Untuk sumber daya reaktor tersebut, tuturnya, bisa menggunakan cadangan mineral berupa Plutonium yang terdapat di Bangka Belitung atau menggunakan uranium yang bisa diperoleh dari Kalimantan.
Ia berpendapat, pengoperasian PLTN lebih efisien karena mampu menghasilkan energi listrik yang besar namun lebih murah dalam investasi pembangunan fasilitas reaktor fisi niklir itu.
"Kedua cadangan (plutonium dan uranium) itu jika digunakan sebagai PLTN bisa menghasilkan daya sebesar 33 GigaWatt, yang bisa digunakan selama 30 tahun," tutur kepala Pusat Studi Energi UGM itu menjelaskan.
Menurut dia, pemerintah harus berkomitmen untuk mengembangkan sumber energi baru tersebut, mengingat bahan bakar fosil dikhawatirkan tidak mampu memenuhi kebutuhan energi nasional di masa depan.
"Presiden harus punya komitmen yang kuat jika mau menjalankan program ini. Semua cadangan mineralnya pun belum dieksplorasi, jadi ya ini sangat disayangkan," tukasnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa nuklir sangat aman untuk digunakan sebagai sumber energi atau pembangkit listrik.
"Kalau mengacu pada standar keamanan internasional, mulai dari pressurized water reactor hingga high temperature reactor belum pernah ada resiko kegagalan yang terjadi," kata Deen.
Dia pun menilai kekhawatiran pemerintah dan sejumlah pihak dalam pengoperasian PLTN kurang tepat.
Pewarta: Roy Bachtiar
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015