Akademisi nilai reshuffle belum perlu

Kupang (ANTARA News) - Akademisi dari Universitas Muhammadiyah Kupang Dr Ahmad Atang berpendapat bahwa Presiden Joko Widodo belum perlu merobak kabinet karena waktu enam bulan belumlah cukup bagi para menteri untuk menghasilkan sesuatu yang maksimal.

"Saya termasuk salah satu orang yang tidak setuju dilakukan perombakan kabinet saat ini. Para menteri baru bekerja enam bulan, tidak bisa dituntut untuk menghasilkan sesuatu yang maksimal," kata Ahmad Atang menjawab Antara seputar wacana perombakan kabinet.

Dia mengatakan, di beberapa kementerian bahkan terjadi penggabungan, dan ada juga terjadi perubahan nomenklatur sehingga membutuhkan koordinasi dan penyesuaian ritme kerja.

Selain itu, para menteri yang baru dilantik ini masih perlu mendalami tupoksi sehingga secara faktual para menteri efektif bekerja baru tiga bulan sejak enam bulan menjabat.

"Jadi menurut saya presiden harus berlaku adil terhadap pembantunya," katanya.

Jika presiden merombak kabinet sekarang, sama artinya presiden melakukan ketidakadilan terhadap para pembantunya, Ahmad Atang.

"Memang isu perombakan kabinet menjadi rame di masyarakat namun bagi saya belum perlu presiden melakukan itu," katanya.

Menurut dia, hal yang harus dilakukan presiden adalah penguatan terhadap para menteri agar meningkatkan kinerjanya.

Presiden Jokowi tidak harus terpengaruh oleh opini yang mendorongnya untuk melakukan perombakan kabinet.

Jokowi sebaiknya secara terbuka menyatakan ke publik bahwa saat ini belum perlu reshuffle sehingga para menteri tetap berkonsentrasi penuh dalam bekerja.