Banyuwangi (ANTARA News) - Lomba balap sepeda "International Tour de Banyuwangi Ijen" (ITdBI) 2015, Jumat, memasuki etape tiga yang dinilai terekstrem karena akan melewati tanjakan menuju Kawah Ijen dengan kemiringan hingga 45 derajat.
Chairman ITdBI Guntur Priambodo di Banyuwangi, Jawa Timur, mengatakan etape dari Muncar ke Kawah Ijen sejauh 123,5 KM ini dikenal sebagai etape "neraka" dan terekstrem di Asia karena medannya menanjak.
"Tanjakan menuju Gunung Ijen ini melampaui tanjakan di Genting Highland dalam Tour de Langkawi Malaysia yang berada di ketinggian sekitar 1.500 mdpl," ujarnya.
Etape yang akan dilalui para pebalap mulai dari kawasan laut di Kecamatan Muncar dan berakhir di Paltuding, kaki Gunung Ijen. Mereka bakal beradu stamina di jalur ini, terutama di Lereng Erek-erek Gunung Ijen.
Para pebalap spesialis tanjakan (climber) diprediksi bakal merajai etape ketiga, salah satunya yang diunggulkan adalah pebalap Perancis Peter Pouly yang tergabung dalam Singha Infinite Team.
"Sesuai strategi tim kami, etape ketiga kami targetkan menang, karena tanjakan ke Gunung Ijen adalah kunci persaingan di tur ini," kata Pouly.
Pebalap Portugal Edgar Lemos Pinto, dari Skydive Dubai Pro Cycling Team yang memegang polka dot jersey (tanda penguasa tanjakan), mengaku kondisinya kurang begitu fit, namun ia siap bertarung habis-habisan di etape ini.
"Saya berlatih di Portugal kemudian ke Spanyol. Dari Spanyol saya langsung ke Indonesia. Saya sedikit mengalami jet lag. Tapi saya sudah adaptasi, juga sudah mempelajari rute tanjakan di Banyuwangi dari berbagai referensi," kata Pinto.
Pebalap berusia 29 tahun ini akan menunjukkan kemampuan terbaiknya. "Saya akan berikan yang terbaik. Saya memiliki kemampuan menanjak yang lumayan untuk bisa bersaing," katanya.
Pewarta: Masuki M Astrro
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015