Jakarta (ANTARA News) - Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk Budi Gunadi Sadikin menilai bahwa laju pertumbuhan ekonomi Indonesia masih terkendala oleh sektor infrastruktur yang belum memadai.
"Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di negara berkembang seperti Indonesia, maka perlu melakukan percepatan pembangunan di bidang infrastruktur seperti pembangkit listrik, pelabuhan, dan bandar udara," ujar Budi Gunadi Sadikin di acara Institute of International Finance (IIF) Asia Summit di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi Indonesia maka dibutuhkan sekitar 80 miliar dolar AS setiap tahunnya untuk membangun imfrastruktur.
Tantangan lainnya, lanjut dia, yakni akses masyarakat terhadap keuangan. Di Indonesia masih cukup banyak orang yang belum memiliki kemudahan untuk mendapatkan pendanaan dalam rangka menjalankan kegiatan usaha.
Padahal, lanjut dia, akses pendanaan yang merata merupakan elemen penting dalam mendorong perekonomian suatu negara. Sangat disayangkan, masyarakat di Indonesia lebih mudah mendapatkan rokok dibandingkan akses keuangan.
Melalui IIF Asia Summit ini, Budi Gunadi Sadikin mengharapkan bahwa Indonesia dapat lebih dikenal oleh masyarakat dunia, dengan begitu investor global tidak ragu untuk menanamkan dananya di dalam negeri.
"Organisasi ini semi informal tapi diikuti oleh seluruh CEO bank di dunia dan regulator di bidang keuangan. Dengan adanya aktifitas IIF di Indoensia, kita bisa angkat Indonesia ke global platform. Kan kita butuh uang untuk bangun infrastruktur dan lain-lain, dengan menggunakan jalur ini mudah-mudahan uang yang masuk ke Indoensia lebih banyak," ujarnya.
Melalui IIF Asia Summit ini, lanjut dia, Indonesia akan menjadi mengetahui lebih jelas mengenai perkembangan perekonomian di dunia beserta tantangan-tantangan yang akan dihadapi.
Ia menambahkan bahwa melalui agenda ini juga akan membahas mengenai peran pengusaha kecil, menengah dalam menggerakan perekonomian negara.
"Jadi forum ini penting untuk membangun diskusi dan mencari penyelesaian bersama atas masalah perekonomian di kawasan yang sedang dihadapi," ujarnya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015