Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bertemu dengan 33 kepala biro (Kabiro) Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA dalam sebuah pertemuan khusus di lantai 19, Wisma Antara di Jakarta, Selasa. Presiden menyebut kepala biro itu sebagai "pangdam" dalam birokrasi tentara setelah diberitahu bahwa mereka yang hadir pada pertemuan khusus itu adalah 33 kepala biro ANTARA di daerah dan seluruh kepala redaksi di Jakarta. "Kepala biro itu sama dengan pangdam di tentara," kata Presiden. ANTARA memang memiliki 33 biro di seluruh Indonesia dan diyakini terbanyak dan terlengkap dibandingkan yang dimiliki media lain. Pemimpin Umum LKBN ANTARA Asro Kamal Rokan mengatakan hal itu merupakan salah satu kekuatan ANTARA sebagai kantor berita. Presiden SBY berkunjung ke Wisma Antara berkaitan dengan peringatan 69 tahun LKBN ANTARA pada 13 Desember lalu. Karena kesibukannya, Presiden baru bisa hadir di Wisma Antara pada Rabu (26/12). Sebelum bertemu khusus dengan para kepala biro ANTARA, Presiden berbicara tentang berbagai hal di forum yang dihadiri oleh ratusan karyawan dan wartawan ANTARA, sejumlah menteri, gubernur, tokoh dan insan pers dan undangan lainnya. Setelah berpidato dan beramah tamah, Presiden bertemu dengan 33 kepala biro dan kepala redaksi ANTARA dalam suatu pertemuan khusus. Pada pertemuan khusus, Asro mengatakan pertemuan itu merupakan babak baru bagi ANTARA karena baru pertama kali Presiden RI berbicara langsung dengan para kepala biro dan kepala redaksi ANTARA. Presiden pada kesempatan itu meminta agar biro ANTARA menginformasikan secara lengkap perkembangan dan kemajuan suatu daerah. "Jangan sepotong-sepotong, dan jangan hanya informasi yang buruk saja. Tetapi berimbanglah. Katakan, selengkapnya. Jika ada kekurangan katakan kekurangannya dan jika ada kemajuan, juga muat kemajuannya agar dunia luar melihat Indonesia secara utuh. Bukan pada sisi buruknya saja," kata Presiden. Presiden meminta agar ANTARA memelopori jurnalisme positif yang mengedepankan keseimbangan berita (balance news), kebenaran fakta (telling the truth) dan jika ada sensor maka datang dari dalam (self sensoring). "LKBN ANTARA diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata tidak saja sebagai pencerah, tetapi juga menjadi bagian dari solusi terhadap segala persoalan yang dihadapi bangsa," katanya. Kepala Negara menyampaikan bahwa ANTARA harus dapat menjelaskan kebijakan pemerintah secara utuh. Apa latar belakangnya, apa yang telah dicapai dan apa yang belum dicapai, sehingga tidak terjadi kesenjangan informasi yang berujung pada instabilitas nasional. Pada kesempatan itu Presiden juga memberi kesempatan tanya jawab yang dimanfaatkan oleh dua penanya, yakni Kepala Biro ANTARA Bandung Aat Surya Syafaat dan Redaktur Internasional Yuri Alfrin. Hadir pada dialog itu Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Sofyan Djalil, Gubernur DKI Sutiyoso dan Ketua PWI Tarman Azam. Saat ramah tamah, Presiden sempat berbincang-bincang dengan tokoh pers Rosihan Anwar.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006