FFB 2015 sudah mulai bergulir, dan tahun ini kita genjot film omnibus yang memungkinkan film-film pendek dikemas menjadi sebuah tontonan yang bisa mendapat tempat di layar lebar,"

Bandung (ANTARA News) - Tahapan awal Festival Film Bandung (FFB) XXVII/2015 mulai digulirkan para penggerak dan tokoh perfilman Jabar dengan menggelar sejumlah diskusi dan seminar yang melibatkan kalangan kampus, komunitas dan masyarakat.

"FFB 2015 sudah mulai bergulir, dan tahun ini kita genjot film omnibus yang memungkinkan film-film pendek dikemas menjadi sebuah tontonan yang bisa mendapat tempat di layar lebar," kata Ketua Umum Forum Film Bandung (FFB) Eddy D Iskandar dalam diskusi film di Museum Sri Baduga Kota Bandung, Rabu.

Ia menyebutkan, film omnibus merupakan peluang besar bagi film-film pendek untuk bisa sampai kepada para penikmat film di tanah air melalui kemasan khas menjadi rangkaian tontonan yang akan menjadi trend sinema ke depan.

Eddy yang akrab disapa Ediska itu menyatakan komitmen FFB untuk terus mendorong kualitas film di tanah air termasuk juga mendorong munculnya inovasi dan kreasi dalam memproduksi film.

"Dari sisi teknologi tidak ada alasan untuk sulit membikin film, dan FFB akan mengakomodasikan kreatifitas dan inovasi sinema dari berbagai kalangan. Dengan memberi ruang kreatif maka perkembangan produk sinema akan tumbuh subur dan berkualitas," katanya.

Terkait penyelenggaraan FFB XXVII/2015, menurut Eddy pihaknya telah mempersiapkan pemantauan dan mengamati sejumlah film yang akan masuk dalam penilaian, baik itu film dalam maupun luar negeri, sinetron dan film pendek terpuji.

"Puncak pengumuman FFB 2015 akan digelar 12 September 2015 di kawasan Monumen Perjuangan Rakyat Jabar atau Monju Kota Bandung," kata Ediska.

Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jabar H Nunung Sobari mengapresiasi kerja insan perfilman Jabar dalam menggelar Festival Film Bandung (FFB) yang pada 2015 telah menginjak usia ke-27 tahun tanpa terputus.

"Kami apresiasi, semangat perfilman Jabar yang merupakan pemproduksi film layar lebar pertama di Indonesia melalui film Lutung Kasarung tetap dipertahankan. FFB satu-satunya festival film yang selalu hadir setiap tahun," kata Nunung Sobari.

Sementara itu sosialisasi Festival Film Bandung (FFB) yang digelar di Ruang Sinema Museum Sribaduga diikuti sekitar 150 orang dari kalangan mahasiswa dan pengamat film.

Hadir pula artis dan sutradara film Acha Septiasa, produser film Chaz Parwez Servia dan lainnya. Pada kesempatan itu juga digelar film omnibus yang terdiri dari lima film pendek yakni Aku Cinta Kamu, Histeria dan Jakarta Maghrib.

Pewarta: Syarif Abdullah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015