BANGKOK -- (Antara/BUSINESS WIRE) -- Hari ini, GSMA merilis laporan terbaru yang menyoroti efektivitas kebijakan pemerintah di Thailand dalam meningkatkan penetrasi broadband seluler dan kabel (fixed) hingga 133 persen hingga 2020[1], naik 52 persen dibandingkan 2013. Potensi pertumbuhan ini akan memicu peningkatkan PDB kumulatif sebesar 23 miliar dolar (730 miliar baht), dan akses yang ditingkatkan terhadap infrastruktur broadband seluler dapat membuka banyak lapangan pekerjaan terlatih, memperkuat inklusi digital, dan mempercepat terwujudnya target Rencana Perekonomian Digital yang dicanangkan pemerintah Thailand.
"Seperti yang terkandung di dalam Rencana Ekonomi Digital pemerintah Thailand, broadband seluler memainkan peran penting dalam mewujudkan ambisi pemerintah Thailand untuk mengubah arah perekonomian negeri ini ke arah perekonomian digital dan mendorong terciptanya inklusi digital," ujar Direktur Regulasi GSMA, Tom Phillips. "Dampak dari akses broadband seluler ini sangatlah signifikan, mulai dari meningkatkan produktivitas dan penciptaan lapangan kerja hingga menyediakan layanan perawatan kesehatan dan finansial seluler, serta membantu mewujudkan kota pintar. Laporan ini menyadari potensi broadband seluler di Thailand bergantung pada peluncuran jaringan 4G, bersama dengan kebijakan yang ditujukkan untuk meningkatkan sektor seluler yang sepenuhnya kompetitif, dinamis, dan didorong oleh investasi."
Laporan GSMA yang bertajuk "Membangun Perekonomian dan Masyarakat Digital Thailand," yang disusun oleh Analysys Mason, menyoroti enam area kunci dimana kebijakan dan regulasi yang layak akan dibutuhkan guna menjamin broadband seluler berkembang dengan baik di Thailand:
- Memberikan akses yang jujur dan transparan terhadap spektrum seluler melalui peralihan dari perizinan konsesi ke perizinan pelisensian;
- Menyediakan spektrum di jaringan 900MHz dan 1800MHz sedini mungkin guna membantu memperluas layanan seluler berbasis 3G dan 4G, mengingat tingginya tingkat penggunaan 3G mengindikasikan besarnya permintaan pasar untuk broadband seluler;
- Merancang sinergi global jaringan "Dividen Digital" 700MHz agar tersedia bagi seluler guna memperluas jangkauan di area perkotaan dan pedesaan
- Membangun lingkungan yang ramah bisnis dan peluang kerjasama dengan BUMN melalui proses yang transparan dan mengadakan konsultasi pemangku kepentingan guna memaksimalkan kepastian investasi di sektor teknologi dan layanan yang mutakhir;
- Memberi jaminan kemandirian terhadap Komisi Penyiaran dan Telekomunikasi Nasional dengan menjamin kalau komisi ini secara struktur dan fungsi terpisah dari pemerintah dan dapat beroperasi dengan mandat yang jelas demi ciptakan ketenangan dan kepercayaan para investor;
- Mengadopsi berbagai kebijakan permintaan pasar yang dipimpin oleh pemerintah guna mewujudkan masyarakat yang "melek internet dan digital", sehingga dapat mendorong lebih banyak masyarakat Thailand untuk menggunakan broadband seluler.
Berbagai aplikasi seluler telah sukses diadopsi di Thailand, yang notabene sejalan dengan target Rencana Perekonomian Digital. Farmer Information Superhighway milik salah satu operator seluler Thailand terkemuka, DTAC, telah memberdayakan 250.000 petani melalui akses informasi pertanian yang fundamental, sehingga meningkatkan kualitas, kuantitas dan keuntungan hasil panen. Begitu juga TrueMoney yang berhasil membantu 25 juta orang menggunakan layanan transaksi elektronik dan kini tengah mengembangkan layanan pembayaran person-to-person bagi masyarakat yang tidak memiliki rekening bank. Peluncuran lebih lanjut infrastruktur jaringan 4G di Thailand akan menciptakan platform tunggal guna memperluas lini penawaran operator seluler di berbagai area seperti uang elektronik dan perdagangan digital, serta penyediaan berbagai layanan baru guna memenuhi kebutuhan masyarakat lokal.
"Kami mengajak para anggota Komite Perekonomian Digital untuk mempertimbangkan sektor seluler sebagai salah satu sektor yang fundamental bagi pembangunan perekonomian dan masyarakat digital," lanjut Phillips. "Mengingat banyak yang dipertaruhkan untuk masa depan masyarakat dan bisnis Thailand, kami tak boleh gagal."
Untuk mengakses laporan selengkapnya, silakan kunjungi http://www.gsma.com/spectrum/thailandsdigitaleconomy/
-SELESAI-
Catatan untuk Redaktur
[1] 'Broadband' yang dimaksud di dalam laporan ini meliputi sambungan broadband kabel dan seluler, termasuk penggunaan ponsel pintar untuk data internet, tidak termasuk handset seluler dasar dan kepemilikan lebih dari satu kartu SIM oleh satu konsumen.
Tentang GSMA
GSMA merepresentasikan kepentingan dari operator seluler seluruh dunia, yang mempersatukan lebih dari 800 operator dengan lebih dari 250 perusahaan di lanskap seluler yang lebih luas, termasuk produsen handset dan perangkat komunikasi, perusahaan piranti lunak, penyedia peralatan, dan operator internet, serta berbagai perusahaan yang terkait dengan industri telekomunikasi. GSMA juga menyelenggarakan berbagai event terkemuka seperti Mobile World Congress, Mobile Asia Expo, dan Mobile 360 Series.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi situs korporat GSMA di www.gsma.com. Ikuti GSMA di Twitter: @GSMA.
Kontak
Media
For the GSMA
Charlie Meredith-Hardy
+44 7917 298428
CMeredith-Hardy@webershandwick.com
atau
Rungnapa Charnwiset
+66 81 494 8131
rungnapa@webershandwick.com
atau
GSMA Press Office
pressoffice@gsma.com
Sumber: GSMA
Pengumuman ini dianggap sah dan berwenang hanya dalam versi bahasa aslinya. Terjemahan-terjemahan disediakan hanya sebagai alat bantu, dan harus dengan penunjukan ke bahasa asli teksnya, yang adalah satu-satunya versi yang dimaksudkan untuk mempunyai kekuatan hukum.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2015