Jakarta (ANTARA News) - Menkopolhukam Widodo AS menyatakan, kondisi keamanan di dalam negeri 2006 lebih baik dari kondisi tahun sebelumnya. "Saya kira, kita secara obyektif melihat bahwa kondisi 2006 itu lebih baik," kata Widodo usai membahas kajian akhir tahun sektor keamanan dan perekonomian dengan Menkoperekonomian, Boediono, di Gedung Depkeu Jakarta, Selasa. Widodo menjelaskan, dari aspek penanganan terorisme pada 2005 terjadi 19 kasus teror bom dengan jumlah korban 49 meninggal dan 183 luka-luka. Sedangkan pada 2006, katanya, dari 17 kasus teror bom tidak ada korban meninggal dan hanya empat korban luka-luka. "Dari ini kita melihat ada perbandingan baik kualitas maupun kuantitas yang menurun," ujarnya. Selain itu, jelasnya, dari 325 anggota jaringan pelaku peledakan bom yang telah ditangkap lima tewas termasuk Dr. Azahari, 200 diproses hukum dan lima sudah divonis mati yaitu Amrozi, Ali Gufron, Imam Samudera, Ikhsan, dan Mubarok. Sedangkan mengenai penanganan daerah pascakonflik seperti Aceh dan Papua, jelas Widodo, hanya Poso yang mengalami ekskalasi yang mungkin merupakan ekses dari eksekusi Tibo CS. "Tetapi juga menjelang lebaran pada 22 Oktober 2006 ada kasus dan sampai sekarang sudah tertangani dengan baik, serta dari 29 Daftar Pencarian Orang (DPO), lima sudah menyerahkan diri," katanya. Hal lain yang juga menjadi pembahasan kedua menteri perekonomian tersebut adalah mengenai keamanan Selat Malaka yang menjadi "concern" dari dunia internasional. "Kita juga catat pada 2005 ada 79 bantuan keamanan di Selat Malaka dan tahun 2006 ada 40. Ini juga penurunan," kata Widodo. Ia menegaskan, hasil-hasil yang telah dicapai tersebut, membuktikan pemerintah selama ini tidak hanya sekadar berwacana. "Saya kira secara obyektif dan jujur banyak yang kita lakukan yang merupakan progres dari 2005. Pada 2006 memang diakui dengan kompleksitas permasalahan yang dihadapi masih ada hal-hal yang harus kita hadapi dan tindaklanjuti," ujarnya. Sayangnya, ketika ditanya tentang ancaman pengamanan pada 2007 Widodo hanya menjelaskan, bahwa pihaknya akan mengatensi apa yang telah mereka mereview selama ini. "Kita lanjutkan apa yang telah kita lakukan pada 2006, karena sudah banyak yang telah kita kelola dengan baik dan bisa kita lanjutkan," katanya. Dalam kesempatan tersebut ia menegaskan, dirinya sependapat dengan Menkoperekonomian Boediono bahwa masalah keamanan adalah masalah persepsi. "Yang penting adalah bagaimana mengelola masalah dengan baik. Yang kita inginkan adalah silahkan investasi di sini kita akan jamin keamanan,"katanya. Sementara itu, Boediono mengatakan terkait dengan travel warning pemerintah berupaya meyakinkan pemerintahan masing-masing bahwa situasi keamanan di Indonesia aman, seperti di negara-negara lain. "Bom itu bisa terjadi di mana-mana," katanya. Menkoperekonomian juga mengatakan, pihaknya akan mendukung upaya penciptaan kondisi keamanan yang lebih kondusif di Indonesia. "Kalau bisa nanti, pada tingkat teknis ada semacam koordinasi yang lebih erat," kata Menkoperekonomian Boediono. (*)

Copyright © ANTARA 2006