Diplomat tertinggi Amerika Serikat itu hanya menghabiskan beberapa jam di ibukota, Mogadishu, dan tidak dijadwalkan meninggalkan bandar udara, tempat ia bertemu dengan Presiden Somalia Hassan Sheikh Mohamud dan Perdana Menteri Omar Abdirashid Ali Sharmake.
"Menlu Kerry mendarat di Mogadishu, Somalia untuk memperkuat komitmen Amerika Serikat untuk mendukung transisi yang sedang berlangsung di Somalia untuk demokrasi damai," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Marie Harf.
"Dalam pertemuan dengan pejabat pemerintah federal dan daerah, ia akan membahas kerja sama keamanan dan kemajuan Somalia dalam memenuhi reformasi dan target pembangunannya ... Dia juga akan bertemu dengan para pemimpin masyarakat sipil untuk membahas pentingnya sektor LSM dan berterima kasih pada Pasukan Uni Afrika atas peran mereka dalam menstabilkan Somalia, "katanya.
Pejabat tinggi Departemen Luar Negeri menggambarkan kunjungan itu sebagai "bersejarah".
"Saya pikir itu akan mengirim sinyal kuat kepada orang-orang Somalia tentang komitmen kami," kata pejabat itu.
Pejabat tinggi asing dan pemimpin lain mengunjungi Mogadishu dalam beberapa tahun terakhir, termasuk mantan menteri luar negeri Inggris William Hague dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Kunjungan Kerry fokus pada memerangi cabang Somalia Al-Qaeda,
Shebab, serta upaya untuk membangun keamanan politik di negara yang dikoyak perang itu.
"Saya pikir itu akan mengirim sinyal kuat ke Shebab bahwa kami tidak meninggalkan rakyat Somalia dan bahwa kami akan terus terlibat dengan Somalia sampai kami mengakhiri teror Shebab," tambah pejabat Departemen Luar Negeri itu, demikian AFP.
(Uu.G003)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015