"Klub tetap solid. Coba sebutkan klub mana yang tidak mendukung kompetisi di bawah PSSI. Borneo FC? Mereka tetap sepakat kompetisi di bawah PSSI," kata Ketua Umum PSSI La Nyalla Mattalitti di Kantor Kemenpora, Jakarta, Selasa.
Kompetisi tertinggi di Tanah Air itu resmi dihentikan oleh PSSI melalui rapat Komite Eksekutif di Jakarta, Sabtu (2/5). Penghentian kompetisi itu sendiri dikarenakan terjadi "force majeure".
Hanya saja, penghentian kompetisi itu tidak didukung oleh Kemenpora yang sebelumnya membekukan PSSI. Bahkan, kementerian yang dipimpin Imam Nahrawi itu berharap kompetisi kembali digulirkan 9 Mei.
"Kalau kompetisi digelar 9 Mei siapa pesertanya? Statusnya apa? Perangkat pertandiangannya siapa? Padahal, wasit harus mendapatkan lisensi dari PSSI, AFC, maupun FIFA," kata Nyalla menegaskan.
Sesuai dengan aturan kompetisi, kata dia, harus digelar oleh induk organisasinya, bukan seperti yang diwacanakan oleh Kemenpora, yaitu di bawah kendali Tim Transisi meski operatornya tetap PT Liga Indonesia.
"Jangan mimpi bahwa klub ISL dibawa ke sana. Mereka ini (klub ISL) sudah pengalaman ikut break away legaue. Mereka tahu sekali apa akibatnya ikut kompetisi di luar PSSI. Apalagi, sekarang ada surat FIFA," katanya dengan tegas.
Meski saat ini dihentikan, La Nyalla mengatakan bahwa pihaknya tetap membuka peluang menggelar kembali kompetisi tertinggi di Tanah Air itu. Hanya saja ada satu syarat yang harus dipenuhi, yaitu pembekuan PSSI dicabut oleh Kemenpora.
Permasalahan sepak bola Indonesia saat ini mendapatkan pantauan serius dari FIFA. Bahkan, federasi sepak bola dunia itu telah mengirimkan surat kepada PSSI untuk segera menyelesaikan permasalahan yang terjadi dengan pemerintah.
FIFA pada suratnya tertanggal 4 Mei memberikan batas waktu penyelesaikan polemik sepak bola Indonesia hingga 29 Mei. Jika tidak diselesaikan, sanksi tegas akan langsung diturunkan.
Pewarta: Bayu K
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015