Surabaya (ANTARA News) - Perekonomian Jawa Timur selama triwulan I/2015 tumbuh 5,18 persen atau mengalami perlambatan dibandingkan pencapaian tahun lalu pada periode sama sebesar 5,90 persen.
"Selama triwulan I/2015, perekonomian Jatim tidak sesuai harapan," kata Kepala Badan Pusat Statistik Jawa Timur, M Sairi Hasbullah di Surabaya, Selasa.
Penyebabnya, ungkap dia, kenaikan harga berbagai kebutuhan telah menekan daya beli masyarakat pada triwulan I/2015. Kemudian, kondisi perpolitikan yang kurang kondusif juga turut menekan kinerja ekonomi pada awal 2015.
"Akibatnya, seluruh sektor mengalami perlambatan pertumbuhan. Bahkan untuk kategori penyediaan listrik dan gas justru mengalami kontraksi sebesar 0,37 persen," katanya.
Ia menjelaskan, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha jasa pendidikan yang mampu mencapai 8,83 persen. Kemudian, diikuti oleh kategori jasa keuangan tumbuh 8,77 persen dan kategori jasa kesehatan serta kegiatan sosial mencapai 8,62 persen.
"Namun, di kategori pertanian, kehutanan dan perikanan hanya mampu tumbuh sebesar 0,83 persen," katanya.
Di sisi lain, tambah dia, struktur ekonomi Jatim pada triwulan I/2015 masih didominasi oleh tiga lapangan usaha di antaranya kategori industri pengolahan dengan kontribusi sebesar 29,76 persen. Berikutnya, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan yang menyumbang sebesar 14,54 persen.
"Lalu, perdagangan besar-eceran serta reparasi mobil-sepeda motor menyumbang sebesar 17,51 persen," katanya.
Ia menyebutkan, apabila dilihat dari segi pengeluaran maka sebagian besar komponen mengalami kontraksi. Akan tetapi, hanya net ekspor antar daerah mengalami pertumbuhan sebesar 103,58 persen, konsumsi rumah tangga naik 4,54 persen dan Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto yang mengalami kenaikan 4,42 persen.
"Kalau pengeluaran Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) mengalami kontraksi sebesar 7,71 persen, pengeluaran konsumsi pemerintah turun 2,27 persen, perubahan inventori turun 92,04 persen, dan ekspor luar negeri turun 1,62 persen," katanya.
Meski begitu, lanjut dia, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jatim atas harga berlaku mencapai Rp402,95 triliun atau naik dibandingkan triwulan yang sama pada 2014 yang mencapai Rp369,412 triliun. Kontribusi terbesar disumbang oleh sektor industri pengolahan sebesar Rp119,932 triliun.
"Posisi berikutnya, disusul sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor yang mencapai Rp70,539 triliun dan terbesar ketiga oleh sektor pertanian yang mcapai Rp58,593 triliun," katanya.
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015