"Kami melaporkan perkembangannya kepada Bapak Wapres bahwa dengan groundbreaking oleh Presiden itu yang sudah siap sebenarnya 331.000 unit rumah, yang sudah dikerjakan sebelum groundbreaking sekitar 20.000-an unit, dan pada saat groundbreaking ada 103.000 unit," kata Basuki usai bertemu Wapres Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden.
Pemerintah juga menyatakan akan menyelesaikan pembangunan rumah petak dalam waktu tiga bulan, sedangkan untuk apartemen bisa sampai satu tahun.
Pemerintah bersama dengan bank dan perusahaan asuransi milik BUMN akan menghitung keperluan uang muka dan subsidi bunganya, ujar Basuki.
Basuki mengatakan Pemerintah akan setiap bulan mengawasi perkembangan pembangunan rumah tersebut.
"Pak Wapres ingin setelah groundbreaking kemarin ada yang terus memonitor perkembangannya. Setiap bulan akan dimonitor sampai programnya berjalan," kata Basuki.
Basuki menjelaskan, pengadaan rumah murah ini menawarkan uang muka sebesar satu persen dari harga rumah, serta uang tunai Rp4 juta sebagai tanda jadi pembelian rumah.
Di antara ratusan ribu rumah itu juga dibangun 10.000 unit rusunawa untuk para pekerja.
"Program ini adalah salah satu upaya menghadirkan negara dalam rangka untuk memastikan agar kesejahteraan buruh bisa lebih meningkat dengan menekan biaya pengeluaran dari segi perumahan," kata dia.
Menurut dia, 10.000 unit rusunawa untuk pekerja di 14 provinsi itu ditargetkan selesai dibangun pada 2015 dengan komposisi 7.600 unit rusunawa dibangun menggunakan dana APBN dan sisanya dari BPJS Ketenagakerjaan.
"Dari 7.600 unit yang akan dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebanyak 1.724 unit sudah siap dibangun dan sisanya yaitu 5.876 unit masih dalam penjajakan lahan, sedangkan 2.400 unit yang dibangun BPJS Ketenagakerjaan sebanyak 1.100 unit siap dibangun serta sisanya masih penjajakan lokasi," ujar Basuki.
Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015