Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengritik sebagian liputan pers dalam negeri yang pada beberapa sisi dinilai kurang akurat dan kurang berimbang, sehingga masyarakat tidak mendapatkan informasi secara utuh.Tidak utuhnya informasi yang disajikan media dalam negeri tersebut juga telah mengimbas pada merosotnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahnya sendiri dan masih banyak lagi kerugian lainnya, kata Kepala Negara saat menyampaikan sambutannya dalam peringatan puncak acara HUT ke-69 LKBN ANTARA di Auditorium Adhiyana di Wisma ANTARA, Jakarta, Selasa.Oleh karenanya, menurut Presiden, pers harus terus didorong ke arah kehidupan yang konstruktif dan berdasarkan pada berita-berita yang berimbang."Memang masih ada korupsi, hukum belum sepenuhnya berjalan, seperti juga yang ada di negara lain. Tapi, tidak benar jika Indonesia dikatakan selamanya wrong," kata Presiden Yudhoyono.Pers, menurut Kepala Negara, seharusnya memegang teguh tiga prinsip, yakni seimbang (balance), menyampaikan kebenaran (tell the truth), dan menjaga sensor internal (self cencorship)."Kita budayakan balance news ini. Katakan tidak baik jika memang belum baik, dan masih banyak kekurangan. Tapi, juga jangan malu-malu jika mengatakan sudah baik, jika keadaannya memang demikian," kata Presiden.Kepala Negara juga mengatakan bahwa pers juga harus menyampaikan fakta sesuai apa adanya."Katakan jika sudah ada upaya-upaya perbaikan itu. Jelaskan secara utuh dan seimbang," kata Presiden. Presiden mengambil mencontohkan, kondisi umat Islam di Indonesia bisa hidup berdampingan dengan umat beragama lainnya secara harmonis, dan hal tersebut perlu disampaikan untuk menguubah citra Indonesia di mata masyarakat dunia.Mengenai sensor internal media, Presiden berjanji bahwa pemerintah tidak akan lagi melakukan pemberangusan (breidel) atau kontrol terhadap pers sejauh media bisa secara dewasa melakukan self cencorship tersebut."Sudah semakin dewasanya pers, maka tidak perlu lagi ada kontrol negara atas pers," kata Kepala Negara.Dengan adanya pemberitaan yang berimbang, jujur dan adanya sensor internal media, maka perkembangan pers di Indonesia akan semakin lengkap, demikian Presiden Yudhoyono. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006