"Komik industri di Thailand punya kesamaan masalah, komik impor lebih diminati, tetapi komik Thailand nggak terpuruk juga," kata Jhosephine Tanuwidjaya pada ANTARA News melalui surel, Senin.
"Aku sendiri nggak ekspektasi IP (intellectual property) Thailand itu sebegini hidupnya. Apresiasi lokal akan komik Thailand itu cukup besar," lanjut dia.
Dia mengatakan perlu kemampuan bahasa setempat bila ingin mensosialisasikan komik Indonesia. Kendala bahasa itu yang membuat pengunjung Thailand baru bisa menikmati karya komikus lokal dari sisi visual.
"Mereka tertarik (terhadap komik Indonesia) tetapi berhubung tidak banyak orang Thailand pada umumnya yang bisa berbicara bahasa Inggris, mereka cenderung hanya melihat-lihat saja," ungkapnya.
Jhosephine memamerkan karya dari Indonesia bersama Faza Meonk (pencipta karakter Si Juki), Sunny Gho (pendiri Stellar Labs) Rony Amdani ( Penerbit Curhat Anak Bangsa) dan Glitch Network Team pada gelaran yang berlangsung pada 30 April-3 Mei.
Jhosephine tidak menutup kemungkinan berkolaborasi dengan komikus Thailand kelak, baik itu dari segi komik, budaya, komersil dan distribusi.
"Tapi yang paling penting adalah sama-sama mempelajari iklim pasar agar bisa berkolaborasi secara efektif," imbuh dia.
Faza Meonk menambahkan partisipasi komikus lokal di Bangkok Comic Con diharap dapat menjadi awal jalinan hubungan dengan industri kreatif Bangkok.
"Karena sebentar lagi afta kan, kita harus banyak belajar dari tetangga-tetangga kita, berkolaborasi," ujar dia melalui pesan singkat.
Dia melanjutkan, "dan harapannya akan muncul ciri khas dari komik ASEAN sehingga komik ASEAN mulai bisa diperhitungkan di dunia internasional."
Melalui ajang ini, Faza mengetahui bahwa konsumen genre komik yang populer di Thailand tidak hanya komedi, tetapi berbagai genre.
"Konsumen komik di thailand lebih apresiatif, sampul di sini juga lebih variatif, eksperimental, dan menarik," imbuh dia.
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015