"Saya kira pendidikan di Indonesia sudah memberikan perspektif untuk menangkal radikalisme. Tapi yang sering terjadi dan patut diwaspadai adalah masuknya paham-paham itu melalui perkumpulan ekstrakurikuler atau kegiatan di luar sekolah," kata Azyumardi Azra usai menghadiri peluncurkan buku di Jakarta, Senin.
Azra yang meraih gelar doktornya di Universitas Columbia Amerika Serikat itu mengatakan pihak sekolah perlu memantau guru dan pembimbing ekstrakurikuler keagamaan untuk memastikan tidak menganut paham radikal.
"Pihak sekolah harus memantau guru agama dan pembimbing ekstrakurikuler keagamaan karena bisa saja ada yang menganut paham yang keras. Paham itu bisa disampaikan di luar sekolah, ketika kegiatan outbond misalnya," kata Azyumardi Azra.
Azra mengatakan instansi pendidikan perlu melakukan pembinaan tentang wawasan nasional kepada para guru pembimbing ekstrakurikuler supaya bisa menanamkan cinta agama yang sejalan untuk menjaga tanah air Indonesia.
"Instansi pendidikan harus melakukan semacam pendidikan bagi guru agama atau pembimbing mengenai Islam yang sesuai corak Indonesia yang toleran," katanya.
Selain di sekolah, Azra juga mengingatkan kepada lembaga keagamaan dan kampus untuk menjaga institusinya dari penyusup yang ingin menyebarkan paham radikal.
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015