Bantul (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa program pembangunan pembangkit listrik 35.000 megawatt dalam lima tahun kedepan bukanlan proyek yang ambisius.
"Ini bukan proyek ambisius dan bukan sebuah target yang sangat tinggi, akan tetapi ini memang utang kita, utang kepada rakyat yang belum dipenuhi," kata Presiden saat peluncuran Program Pembangkit 35.000 MW di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin.
Menurut Presiden, masih banyak rakyat Indonesia yang belum menikmati listrik, bahkan setiap Presiden berkunjung ke daerah, kabupaten maupun kota, masyarakat masih saja mengeluhkan masalah listrik.
"Krisis listrik, krisis listrik, tidak ada yang lain, membangun hotel nunggu listrik ada, membangun kawasan industri tunggu listriknya ada, kapan kita mau hilirisasi, kapan kita mau mengembangkan industrialisasi, kalau listrik belum ada," katanya.
Presiden mengatakan, banyak yang menyangsikan bahwa dalam lima tahun kedepan Indonesia bisa membangun pembakit listrik 35.000 MW, namun kepala negara kembali menegaskan pemerintah tidak ambisius dalam mewujudkan program ini.
"Karena ini adalah program terencana, detil kemudian didukung dengan regulasi-regulasi yang disederhanakan meskipun (proses regulasi) belum selesai," kata Presiden.
Kepala Negara mengatakan pemerintah juga akan terus mengawasi pembangunan pembakit listrik 35.000 MW ini agar kalau ada masalah bisa segera diselesaikan saat itu juga.
"Ini bukan pekerjaan mudah, tetapi akan saya awasi terus, akan saya kawal sehingga di sekitar 210 lokasi (pembangunan) yang ada betul-betul terpantau dari hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan," katanya.
Pewarta: Heri Sidik
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015