Kami tegaskan pelaksanaan UN tetap penting meski tidak menjadi salah satu penentu kelulusan."
Semarang (ANTARA News) - Dinas Pendidikan Jawa Tengah menyebutkan setidak-tidaknya ada tujuh sekolah menengah pertama (SMP) di wilayah itu yang melaksanakan ujian nasional berbasis komputer (computer based test/CBT) tahun ini.
"Kalau untuk SMP yang tahun ini melaksanakan UN CBT ada tujuh sekolah, tersebar di sejumlah wilayah di Jateng," kata Kepala Dinas Pendidikan Jawa Tengah Nur Hadi Amiyanto di Semarang, Minggu.
Ketujuh sekolah itu, menurut dia, yakni SMP Negeri 1 Surakarta, SMP Negeri 4 Surakarta, SMP Negeri 1 Tegal, SMP Negeri 7 Tegal, SMP Negeri 1 Delanggu Klaten, SMP Negeri 1 Wonogiri, dan SMP Negeri 2 Wonogiri.
Selain ketujuh sekolah tersebut, pendidikan setingkat SMP di Jateng mengunakan UN berbasis kertas (paper based test/PBT).
Ia menjelaskan pelaksanaan UN SMP berlangsung pada 4 hingga 7 Mei 2015 untuk empat mata pelajaran, yaitu Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Untuk pelaksanaan UN SMP susulan, dikemukakannya, akan dilakukan dalam waktu seminggu setelah pelaksanaan UN utama, yakni 11 hingga 15 Mei 2015 yang mengujikan empat mata pelajaran yang sama.
""Pelaksanaan UN SMP CBT sama dengan UN PBT atau UN biasa. Hanya, waktunya dibagi dalam tiga sesi, yakni pukul 07.30 hingga 09.30 WIB, 10.30 hingga 12.30 WIB, dan 14.00 hingga 16.00 WIB," kata Nur Hadi.
Sementara itu, Ketua Panitia Penyelenggara UN Jateng Tri Handoyo menyebutkan pelaksanaan UN SMP dan sederajat di wilayah itu pada tahun ini akan diikuti setidaknya sebanyak 544.741 siswa.
Jumlah sebanyak itu, menurut dia, terdiri atas 395.827 siswa SMP, 3.450 siswa SMP terbuka, 569 siswa SMP luar biasa, dan dari madrasah tsanawiyah (MTs) diikuti sebanyak 144.805 siswa.
Ia menambahkan pelaksanaan UN pada tahun ini memang berbeda dibandingkan UN tahun-tahun sebelumnya, sebab hasil UN tidak lagi dijadikan sebagai salah satu penentu kelulusan siswa.
Meski demikian, ia mengingatkan para siswa tetap mengerjakan UN dengan sungguh-sungguh karena hasil UN menjadi pertimbangan masuk ke jenjang yang lebih tinggi, termasuk dari SMP ke SMA.
"Kami tegaskan pelaksanaan UN tetap penting meski tidak menjadi salah satu penentu kelulusan. Hasil UN akan menjadi pertimbangan masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi," katanya.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar Disdik Jateng itu mengimbau siswa untuk tidak main-main dalam mengerjakan UN, termasuk melakukan tindak kecurangan yang pada akhirnya akan merugikan diri sendiri.
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2015