Surabaya (ANTARA News) - Salah seorang Jamaah Calon Haji (JCH) dari Nusa Tenggara Timur (NTT) yang termasuk kelompok terbang (kloter) 55, yakni Hartomo bin Nogo, akhirnya langsung berangkat ke Tanah Suci sepulang dari Australia. "Dia menunda keberangkatan, karena tertangkap petugas keamanan Darwin, Australia ketika melewati batas perairan Indonesia saat mencari ikan," ujar staf Humas PPIH Embarkasi Surabaya, Nur Yasin Shirotol Mustaqim, di Surabaya, kemarin. Menurut dia, Hartomo dipulangkan dari Darwin ke Kupang pada 23 Desember 2006, dan dia sempat bertemu dengan keluarga yang sudah menunggu di Kupang semalaman, karena rumah Hartomo dari Kupang kira-kira membutuhkan perjalanan selama tiga jam, yaitu pulau Rote (pulau paling selatan). "Sebagian besar keluarganya, termasuk dia sendiri, tidak menyangka masih bisa berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji. Tapi dia akhirnya diberangkatkan dengan kloter 87 yang merupakan kloter terakhir di Embarkasi Surabaya," tegasnya. Ia menjelaskan, Hartomo sebenarnya mendaftar pergi haji sejak tahun 2003, tapi tahun 2004 baru mendapatkan porsi haji dan dijadwalkan berangkat pada musim haji tahun 2005. Namun dia mengundurkan diri karena saat itu dirinya berada di Buton, Kendari. "Tahun ini, dia hampir juga tidak berangkat akibat penangkapan dirinya untuk kedua kalinya itu. Dia pernah tertangkap pada tahun 2002, tapi dia menang di pengadilan dan bisa pulang dengan membawa perahunya kembali," ungkapnya. Namun, katanya, untuk penangkapan yang kedua justru divonis satu bulan penjara dan perahunya yang berharga kira-kira Rp18 juta, juga dibakar petugas yang menangkapnya. "Hartomo bin Nogo diberangkatkan dengan kloter terakhir, karena dia masih lelah dan membutuhkan istirahat," ucap Kabid Dokumen PPIH Embarkasi Surabaya Hj Hikmah Rahman SH yang didampingi Noor Rokhim yang menempatakn Hartomo pada gedung B2 kamar 121. Hingga kini (25/12), Jamaah Calon Haji (JCH) yang sudah terbang ke Tanah Suci dari Embarkasi Surabaya ada 37.657 JCH dan 255 petugas, sedangkan yang batal ada 178 orang dan "open seat" (kursi kosong) yang mencapai 160. Namun hal itu belum termasuk data untuk kloter 86 dan 87. Pada waktu penerimaan kloter 86 ditemukan sekitar 32 tas koper berisi rokok yang masing-masing lebih dari dua slop, sebagaimana batas yang telah ditentukan. Ke-32 tas koper tersebut milik JCH asal Kabupaten Bangkalan, Madura. Sementara itu, Mbah Rahman (50) asal Jl Madura, Pecinan, RT.01 RW.02, Besuki Situbondo, yang tergabung dalam kloter 65 dan sudah masuk Asrama Haji sejak 17 Desember 2006, akhirnya benar-benar gagal berangkat ke Tanah Suci. "Dokter poliklinik yakni dr Agus Tjahyono sempat menyarakannya masuk RS Haji Surabaya untuk pemeriksaan lanjutan, akibat riwayat penyakit diabetes melitus dan hepatitis dan dia akhirnya dirawat inap hingga 22 Desember 2006. Tapi tidak juga kunjung sembuh, sehingga keluarga memutuskan penundaan," tegasnya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006