Banda Aceh (ANTARA News) - Penjabat Gubernur Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Mustafa Abubakar, menjelaskan, data resmi jumlah korban meninggal dunia akibat banjir bandang di empat kabupaten hingga Senin, tercatat 42 jiwa. "Data meninggal dunia itu secara resmi yang kami keluarkan dari empat kabupaten terparah dilanda banjir. Kami berharap untuk sementara ini data resminya bersumber dari Pemerintah guna menghindari berbagai informasi yang belum tentu akurat," katanya kepada wartawan di Banda Aceh, Senin. Ia merincikan, 17 penduduk ditemukan meninggal dunia dan lima orang hilang di Aceh Tamiang, kemudian 10 tewas di Bener Meriah akibat banjir bandang dalam beberapa hari terakhir. Sementara di Gayo Lues, tercatat sepuluh penduduk meninggal dunia. Di Aceh Utara empat orang meninggal dunia dan dua lainnya dilaporkan hilang akibat banjir terburuk dalam kurun waktu lima tahun terakhir atau pasca tsunami 26 Desember 2004 di provinsi ujung paling barat Indonesia ini, tambah gubernur. Selain itu, Mustafa menjelaskan, Kabupaten Bireuen, Aceh Timur dan Aceh Barat Daya (Abdya) juga dilanda banjir bandang, bersamaan banjir di Aceh Tamiang, Aceh Utara, Bener Meriah dan Gayo Lues. "Namun, data korban secara resmi dari tiga kabupaten itu belum kita terima," ujarnya. Lebih lanjut, gubernur menjelaskan, banjir bandang yang melanda enam kabupaten pesisir timur utara dan wilayah tengah provinsi NAD itu telah menenggelamkan sedikitnya 508 desa dari 49 kecamatan, dengan total pengungsi mencapai 200 ribu orang. Dari enam kabupaten itu, tambahnya, tercatat sebanyak 1.398 unit rumah penduduk dan lebih 250 unit gedung sekolah hanyut dan rusak berat, terparah di Aceh Tamiang. Sementara infrastruktur berupa jembatan yang rusak/terputus akibat banjir bandang itu berkisar antara 200 hingga 300 meter, berada di 14 titik di empat kabupaten terparah dilanda bencana alam tersebut, jelas Mustafa. Gubernur menjelaskan, paling penting saat ini adalah melakukan tindakan cepat dan tepat untuk menangani masyarakat korban bencana banjir, yakni melakukan evakuasi dan pendistribusian logistik dan obat-obatan ke titik-titik pengungsian. "Pemerintah pusat dan daerah memberikan perhatian besar kepada korban banjir. Untuk itu, bantuan helikopter dari TNI AD, kepolisian dan TNI AU sangat mendukung upaya distribusi logistik dan berbagai kebutuhan dasar bagi korban banjir," kata dia.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006