Perth (ANTARA News) - Mantan Presiden RI Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) batal berkunjung ke Perth, Australia, untuk memberikan pidato dalam forum kerja sama kawasan Indo-Pasifik "In The Zone" 2015 di kampus University of Western Australia (UWA), dan surat permintaan maafnya dibacakan oleh Chancellor UWA, Michael Chaney AO.
"Saya sangat ingin datang tapi saat ini adalah waktu yang sangat sensitif, terkait dengan eksekusi mati dua warga Australia," tulis SBY sebagaimana dibacakan, Jumat.
SBY mengakui bahwa saat ini hubungan antara Indonesia dan Australia berada di kondisi yang kurang baik, ia membandingkan selama periodenya memimpin Indonesia hubungan dua negara bertetangga ini dijaga kondusif.
"Saya berharap hubungan yang sedang terganggu ini dapat segera dikembalikan (ke kondisi awal--red)," kata SBY di surat yang dibacakan setelah pidato Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop.
Sebagai pemimpin tertinggi Indonesia dua periode 2004--2014, SBY beberapa kali berkunjung ke Australia. Kali pertama adalah pada pertengahan 2015.
Hubungan Indonesia-Australia memanas setelah keputusan pemerintah Jakarta mengeksekusi Andrew Chan dan Myuran Sukuraman beberapa hari lalu. Sebagai reaksi, Dubes Australia di Jakarta telah dipanggil ke Canberra untuk konsultasi.
Pewarta: Ella Syafputri
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015