Jakarta (ANTARA News) - Indonesia menyambut baik rencana perubahan monopoli ekspor gandum yang sedang dilakukan Australia dengan harapan harga terigu dan produk turunannya bisa lebih bersaing.
"Diharapkan harga di sini bisa turun karena harga bahan bakunya turun," kata Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu di Jakarta, Senin.
Mendag menjelaskan kebijakan yang diambil Australia tersebut merupakan salah satu hasil pertemuan bilateral Indonesia dan Australia beberapa waktu lalu.
Ia berharap kebijakan Australia tersebut akan berlangsung terus mengingat munculnya pemain baru dalam pasar gandum dan terigu Indonesia seperti Turki dan Uni Emirat Arab.
Pekan lalu, Menteri Pertanian Federal Australia, Peter McGauran mengatakan telah memberikan dua lisensi ekspor gandum sebanyak 800.000 metrik ton untuk periode 2006/2007 dari total 46 aplikasi yang diterima.
Izin yang diberikan kepada Otorita Ekspor Gandum (WEA-Wheat Export Authority) tersebut terdiri dari ekspor 300.000 ton gandum ke Irak dan ekspor 500.000 ton gandum ke Indonesia.
Pemerintah Australia telah menstranfer hak-hak Badan Terigu Australia (AWB) untuk memveto aplikasi ekspor oleh rival-rivalnya kepada menteri pertanian sampai pertengahan 2007 karena pihaknya mempelajari mengenai apakah sistem monopoli pemasaran gandum Australia mungkin berubah.
Kebijakan monopoli ekspor gandum melalui AWB yang diterapkan Australia dinilai tidak adil dan dapat mengganggu pasar terigu Indonesia.
Kalangan pengusaha dalam negeri mengusulkan kepada pemerintah untuk mendesak Australia menghentikan kebijakan monopoli ekspor gandumnya.
Indonesia mengharapkan ekspor terigu Australia ke Indonesia tanpa harus melalui AWB sehingga harga jualnya bisa lebih murah dibanding harga terigu dari AWB.
Menurut Direktur PT Indofood Sukses Makmur, yang juga bergerak dalam produksi terigu, Philip S. Purnama, beberapa waktu lalu, akibat kebijakan tersebut terdapat selisih harga terigu dari Australia dengan harga terigu yang dihasilkan oleh produsen Indonesia sebesar 20 dolar AS per ton atau sekitar 10 persen.
Indonesia merupakan importir terigu Australia terbesar dengan volume sekitar 2,5 juta ton per tahun atau senilai 500 juta dolar AS.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006