Toronto (ANTARA News) - Pengusaha Indonesia panen pembeli potensial pada hari terakhir pameran makanan olahan Sial Kanada 2015 di Toronto, Rabu (29/4).
Irtamazati Husna, Direktur Pemasaran Javara, satu dari 28 peserta di Paviliun Indonesia mendapat 54 calon pembeli potensial dan diyakininya 5--6 di antaranya (10--15 persen) akan berlanjut dengan transaksi.
Javara, produsen 600 jenis makan olahan dan sekitar 200 di antaranya makanan olahan organik, menawarkan produk yang sudah diproduksi secara massal, seperti minyak kelapa, minyak kelapa virgin, gula kelapa, dan produk kelapa lainnya.
Meski baru kali ini ikut Salon International de lAlimentation (Sial) Kanada, Javara memandang perlu ikut pameran karena jadi forum interaksi untuk menggaet pembeli baru atau menjaga eksistensi produk kepada mitra dagang.
Javara sudah masuk Kanada pada tahun 2013 melalui sebuah importir yang dipertemukan di pameran makanan di Jerman.
Perseroan Terbatas Mayora Indah Tbk. juga kebanjiran calon pembeli, yakni 30 pengusaha potensial, dan diyakini empat akan berlanjut dengan transaksi.
"Sebenarnya, kami tidak perlu banyak, cukup satu atau dua perusahaan saja, tetapi yang memegang jalur distribusi besar," kata Manajer Area Amerika Mayora Yuki Tenggara.
Hal senada juga dikatakan Anton Suwito dari Dua Kelinci. "Saya hanya mendapat 4--5 pembeli saja dan berharap hanya 1--2 saja yang serius yang memegang distribusi besar di negara ini," ujar Anton.
Dua Kelinci masuk ke Amerika Serikat, juga ke Asia, Timur Tengah, Eropa dengan merek Deka. Setelah Sial Kanada, Deka akan ikut pameran di Meksiko, Shanghai, London dan Thailand pada bulan Mei 2015.
Sementara itu, Indofood ikut pameran Sial Kanada bukan sekadar mencari pembeli baru, melainkan untuk menjaga eksistem perusahaan di mata konsumen dan mitra dagang.
"Kami sudah masuk ke Kanada dan 100 negara lainnya. Keikutsertaan di pameran untuk bisa merebut posisi lima besar mi instan di negara-negara sasaran, termasuk Kanada," ujar Direktur Indofood Kevin Sietho.
Johannes H, Gunawan, Presdir PT Fortunium, produsen kopi, teh, dan cokelat mengatakan bahwa terdapat beberapa pembeli potensial dari Kanada, tetapi terdapat kendala pada distribusi karena biaya pengiriman ke negara berlambang daun maple itu lebih mahal daripada ke Amerika Serikat, yakni senilai 43.000 dolar AS.
"Mungkin kita akan kirim ke AS dahulu, lalu dikirim via truk ke Kanada untuk menyiasati biaya produksi," ucap Gunawan yang perusahaannya sudah mengekspor produknya ke Korea, Jepang, Tiongkok, dan Italia.
Sementara itu, konsumen bumbu masakan, PT Bamboe Indonesia menyasar pasar khusus di Toronto. "Kami menyasar pembeli dengan permintaan khusus, dan saat ini konsumennya orang Indonesia atau Asia yang ingin menikmati masakan dengan bumbu Indonesia," ujar Arifanti Kalabat, Manajer Pemasaran Bamboe.
Perseroan Terbatas Rezeki Inthi Artha (RIA), produsen ikan kaleng Wilmond, Sherly menyatakan optimistis dengan hasil yang dicapai selama Sial Kanada 2015.
"Saya sudah diajak meninjau gudang dan pabrik pengolahan mereka. Sudah ada permintaan, mungkin 12--15 kontainer," kata Sherly dari PT RIA.
Dia mengapresiasi panitia pameran yang mempertemukannya dengan pembeli besar di Toronto.
Sebelum Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Nus Nuzulia Ishak berharap transaksi di Sial Toronto tahun ini mencapai 10 juta dolar AS atau naik hampir tiga kali lipat dari tahun lalu yang 3,72 juta dolar AS.
Pewarta: Erafzon SAS
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015