Muaro Sipongi (ANTARA News) - Arus pengungsian warga Kabupaten Mandailing Natal, Sumut, korban musibah longsornya Bukit Namurah, berjarak sekitar 300 meter dari jalan provinsi itu, hingga kini terus mengalir.
"Ribuan warga di sekitar kelurahan Pasar Muaro Sipongi dan Desa Koto Rajo terus berusaha mengungsi ke lokasi terdekat dengan menggunakan truk dan angkutan roda dua," kata Kepala Bagian Sosial, Kabupaten Madina, Khairul Usman di lokasi kejadian bencana, Minggu.
Menurut dia, warga terus mengungsi karena masih trauma akibat musibah longsor yang mengakibatkan sebanyak 19 orang warga tewas dan 10 unit rumah serta satu mushola tertimbun.
Pihak Kabupaten Madina, menurut dia, kini terus mempersiapkan sejumlah lokasi pengungsian di Penyabungan dan Koto Nopan, guna mengantisipasi arus pengungsian warga.
"Kita telah mendistribusikan tenda-tenda serta pasokan makanan dan selimut bagi para pengungsi tersebut agar mereka tidak kedinginan waktu malam," katanya.
Longsor Bukit Namurah terjadi pada Minggu (24/12) pukul 20.00 WIB dan mengakibatkan sedikitnya 23 orang tertimbun, dan kini 19 orang telah teridentifikasi.
Sementara itu, bantuan berupa pangan, obat-obatan dan selimut serta uang tunai terus mengalir dari berbagai pihak termasuk dari organisasi partai politik.
Bantuan pangan tersebut ada yang diantar langsung oleh organisasinya serta dari pemerintah kabupaten dan provinsi.
Selain itu ada juga organisasi politik yang datang dengan atribut lambang partainya yang menyantuni para korban bencana yang masih bertahan menginap di tenda-tenda.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006