"Kita telah membuat kemajuan besar dalam memerangi virus ini, tapi kita belum selesai," kata Graaff di dalam siaran pers yang diterima Xinhua di Ibu Kota Ghana, Accra, Jumat.
"Musim hujan mendekat dengan cepat, sehingga akan membuat rumit upaya untuk mengendalikan penyakit tersebut. Kita memiliki jendela kesempatan yang sangat kecil dan jendela itu menutup dengan cepat. Kita tak boleh membiarkan resiko tertinggal virus itu lagi. Kita perlu tetap berada di depannya, dan menghapuskannya sebelum keadaan terlalu terlambat," kata Graaff, sebagaimana dikutip Xinhua dari Jakarta, Jumat pagi.
Sejak Oktober 2014, Graaff telah menjadi Manager Krisis Ebola untuk Liberia. Selama itu, jumlah kasus Ebola di negeri tersebut turun jadi nol.
Menurut siaran pers itu, Liberia saat ini menunggu 9 Mei ketika negara tersebut dinyatakan terbebas dari Penyakit Virus Ebola jika tak ada kasus baru yang muncul.
"Sampai kita mencapai non kasus di setiap negara, Ebola masih menimbulkan ancaman bagi wilayah tersebut, dan bagi dunia. Kita harus mempertahankan upaya kita selama beberapa pekan ke depan untuk melacak dan mengurus setiap kasus terakhir," kata Graaff.
Hingga 24 April sebanyak 26.101 kasus Ebola yang dikonfirmasi, kemungkinan dan dugaan telah dilaporkan di Guinea, Liberia dan Sierra Leone. Sebanyak 10.824 orang telah meninggal.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penurunan kasus yang dikonfirmasi telah berhenti selama tiga pekan belakangan.
Selama satu pekan sampai 19 April, 33 kasus yang dikonfirmasi dilaporkan, sedangkan selama beberapa pekan sebelumnya kasus yang dikonfirmasi berjumlah 37 dan 30.
Graaff menggantikan Ismail Ould Cheikh Ahmed dari Mauritania, yang telah memangku jabatan itu sejak 4 Januari 2015.
Cheikh Ahmed belum lama ini diangkat menjadi Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Yaman.
"Peter (Jan Graaff) membawa Liberia ke demikian banyak keberhasilan dan saya yakin ia dapat mencapai hasil yang sama di Guinea dan Sierra Leone," kata Cheikh Ahmed, mantan pemimpin UNMEER.
"Dunia berada di belakang UNMEER, dan UNMEER berada di belakang negara yang terpengaruh Ebola. Bersama-sama, kami akan mencapai nol kasus," katanya.
Sebelum bergabung dengan UNMEER, Graaff telah bekerja secara aktif untuk WHO di seluruh Afrika, di Afghanistan dan di Haiti.
Ia juga memimpin tim Urusan Sipil dan Pembangunan bagi Misi Bantuan PBB di Afghanistan (UNAMA).
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015