Jakarta (ANTARA News) - Perayaan Natal 2006 di Jakarta hingga usainya misa pagi, berlangsung aman dan tertib, meski diliputi keprihatinan atas bencana banjir dan tanah longsor yang melanda Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara (Sumut). Para jemaat, Senin pagi, mulai mendatangi sejumlah gereja di ibukota sejak pukul 06.00 WIB. Meski mendapat penjagaan ketat, para jemaat mengaku maklum dan tidak terganggu selama menjalani misa pagi. "Hingga saat ini, tidak ada kejadian yang mengganggu jalannya perayaan Natal 2006. Semoga ini dapat dipertahankan sampai perayaan pergantian tahun dan Idul Adha," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol I Wayan Ketut Yoga, di Jakarta, Senin. Ia mengatakan untuk pengamanan Natal 2006, pergantian tahun dan perayaan Idul Adha pihaknya akan mengerahkan 2/3 kekuatan yang ada atau sekitar 18 ribu personel. Fokus pengamanan dilakukan di gereja-gereja, pusat perbelanjaan dan tempat-tempat hiburan serta tempat-tempat umum yang rawan gangguan keamanan. "Jumlah personel dan pola operasi yang dilancarkan pada perayaan Natal 2006, pergantian tahun dan Idul Adha, tetap sama tidak ada yang berubah," ujar Ketut Yoga. Yang berbeda hanya pada obyek yang diamankan yakni gereja pada perayaan Natal, mesjid pada perayaan Idul Adha dan tempat-tempat hiburan saat pergantian tahun, tuturnya menambahkan. Selama misa pagi perayaan Natal berlangsung, suasana ibukota sempat lengang terutama di beberapa ruas jalan protokol,seperti Sudirman-Thamrin, sedangkan beberapa pusat perbelanjaan memulai aktivitasnya pada pertengahan hari. Prihatin Perayaan Natal di sejumlah gereja di Jakarta, dan daerah lain seperti Bogor dilangsungkan dalam suasa keprihatinan menyusul bencana banjr dan tanah longsor di Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat (Sumbar) dan Sumut. Di Gereja Katedral Jakarta, Uskup Agung Jakarta, Kardinal Julius Darmaatmadja SJ mengajak umat untuk mendoakan sebagian rakyat Indonesia yang ditimpa bencana banjir di Aceh dan Sumut serta memberikan bantuan secepatnya agar dapat meringankan beban mereka. "Saya mengajak umat Katolik untuk peduli dengan sebagian saudara kita yang tengah ditimpa bencana banjir. Karena itu, saya mengajak seluruh umat mendoakan dan mengumpulkan dana untuk segera disalurkan dalam bantuk bantuan," katanya. Kardinal Julius Darmaatmadja mengatakan musibah banjir yang terjadi merupakan akibat ulah manusia yang tidak bertanggung jawab, sehingga semakin membuat masyarakat menderita. "Karena itu saya meminta pelaku penebangan liar atau siapapun yang ikut bersalah atas terjadinya musibah itu untuk segera bertaubat, karena perbuatan mereka menyakiti umat yang lebih banyak lagi," katanya. Kardinal Julius mengaku sangat prihatin dengan berbagai kerusakan akibat ulah manusia yang marak terjadi, di antaranya musibah meluapnya lumpur Lapindo, tanah longsor di Solok, banjir di Aceh dan Sumut. Rasa keprihatian atas bencana yang melanda Sumatera juga disampaikan Ketua Majelis Jemaat GPIB Gambir, Jakarta Pusat, Pendeta Kahe Fony Barehama, yang mengemukakan meski beban yang harus ditanggung para korban sangat berat, mereka harus tetap bersabar dengan ujian yang diberikan Tuhan. "Apa yang diberikan Tuhan kepada umat manusia, tentu memiliki hikmah tersendiri. Karena itu, bagi saudara-saudara kita yang tengah tertimpa musibah, hendaknya bersabar dan merenungi hikmah yang ada di balik musibah ini," katanya. Di Bogor, Pendeta Cornelius Laurata dalam pesan Natalnya di Gereja Protestan Indonesia Barat (GPIB) Zebaoth Bogor, Jawa Barat, mengatakan bencana yang menimpa sebagian wilayah Sumatera dan daerah lain di Tanah Air merupakan peringatan Tuhan, agar umat manusai segera bertobat atas segala kesalahan dan dosa yang diperbuat. "Tidak itu saja, dalam dunia yang kini dipenuhi dengan aksi kekerasan, umat manusia hendaknya mulai menebarkan kelembutan dan kasih sayang, serta perdamaian, agar kehidupan manusia dapat terhindar dari segala murka Tuhan," katanya. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2006