Tokyo (ANTARA News) - Populasi tuna "bluefin" di Pasifik dapat terkena dampak serius sampai akhir 21 jika pemanasan global terus berlangsung seperti saat ini, karena fenomena alam itu mungkin mengurangi lahan perkembang-biakan tuna, kata sekelompok peneliti, Senin. Kelompok itu, yang dipimpin oleh Shingo Kimura, profesor ilmu lingkungan hidup kelautan di University of Tokyo, memperingatkan bahwa populasi tuna, yang sudah terkena dampak penangkapan secara berlebihan, dapat mengalami pukulan lebih lanjut saat temperatur air laut naik di atas tingkat yang nyaman bagi pertumbuhan ikan tersebut. Ikan tuna "bluefin" di Pasifik bermigrasi sampai jauh dari timur ke barat sementara mereka tumbuh, tapi lahan perkembang-biakan mereka diduga terbatas di daerah yang agak kecil yang membentang dari Taiwan timur ke daerah di sekitar Pulau Amami Oshima di Prefektur Kagoshima. Kelompok Kimura melakukan percobaan untuk menternak ikan tuna "bluefin" muda dalam temperatur air yang berbeda dan mendapati bahwa kebanyakan ikan tuna tampaknya mati ketika temperatur air laut naik mendekati 30 derajat Celsius. Sementara itu temperatur 26 derajat Celsius, mendekati temperatur rata-rata di lahan perkembang-biakan ikan tuna tersebut, adalah yang paling cocok bagi pertumbuhan mereka, kelangsungan hidup mereka tetap tak berubah sekalipun temperatur anjlok sebanyak 6 derajat dari 26 derajat Celsius, kata studi itu, seperti dikutip Kyodo. Berdasarkan analisis komputer mengenai bagaimana pemanasan global akan mempengaruhi temperatur air laut di lahan perkembang-biakan tuna, kelompok itu telah mendapati bahwa sampai 2099, daerah lahan perkembang-biakan akan berkurang dan jumlah tuna muda yang bertahan hidup akan berjumlah 37 persen dari tingkat saat ini. Sementara itu, Kimura mengatakan ada kemungkinan bahwa lahan perkembang-biakan baru akan tercipta di Laut Jepang sampai saat itu. "Meskipun tuna 'bluefin' mungkin tumbuh di Laut Jepang dalam kasus ini, perjuangan untuk memperoleh sumber ikan mungkin menjadi lebih serius antara Jepang, China, Taiwan dan Korea Selatan," katanya. Jepang memiliki jumlah terbesar tuna "bluefin", yang disajikan di restoran sushi dan restoran lain Jepang. Populasi tuna telah merosot sejak penghujung 1990-an, demikian keterangan Badan Perikanan Jepang. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2006