Ambarawa (ANTARA News) - Pemakaman Okwudili Oyatanze, warga Nigeria yang menjadi salah satu terpidana narkotika yang dieksekusi mati, Rabu, diiringi tangisan anak-anak Panti Asuhan Yayasan Gita Eklesia, Ambarawa.
Okwudili dimakamkan di Pemakaman Yayasan Gotong Royong, Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, yang tidak jauh dari panti asuhan itu.
Kedekatan Okwudili yang akrab disapa Dili dengan anak-anak Panti Asuhan Gita Eklesia bermula saat Dili mendapatkan pendampingan rohani sejak 2004 dari Rina, pendiri panti asuhan ini.
Anak-anak panti asuhan itu juga pernah diajak mengunjungi Dili di Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan, bahkan mereka akrab memanggil Dili dengan "Uncle Dili".
"Kedekatan Dili dengan Gita Eklesia ini yang membuat Dili ingin dimakamkan di pemakaman dekat panti asuhan ini," kata pendiri Panti Asuhan Gita Eklesia, Ambarawa, Rina.
Sebelum dimakamkan, jenazah Dili disemayamkan di aula panti asuhan dan diiringi rangkaian doa sekitar dua jam dari para penghuni panti asuhan dan saudara tiri Dili, Charles Banda, yang datang untuk mengikuti pemakaman saudaranya itu.
Tangis meledak ketika peti mati berisi jenazah Dili dibawa masuk ke ambulans yang akan mengantarkannya ke pemakaman. Warga panti asuhan dan Charles Banda mengiringi jenazah dengan berjalan kaki.
"Dalam pelayanan kami di Nusakambangan, kami memang selalu libatkan anak-anak (panti asuhan). Itulah kenapa Dili dekat dengan mereka. Saya yakin mereka mengasihi. Dili sudah mereka anggap uncle (paman)," katanya.
Dili bahkan sempat memasakkan masakan khas Nigeria ketika anak-anak panti asuhan mengunjunginya, baik untuk suguhan selama di sana maupun untuk dibawa pulang.
Rina menyampaikan kesannya tentang Dili itu dalam sambutan yang dibawakannya mengiringi pemakaman Dili.
Tempat Pemakaman Yayasan Gotong Royong, kata dia, tergolong paling bagus di kawasan Ambarawa yang dihiasi dengan indahnya pemandangan alam Rawa Pening, Ambarawa.
"Kami merasa Dili pantas menerimanya. Kami ingin agungkan Tuhan melaluinya," pungkas Rini.
Okwudili adalah salah satu dari delapan terpidana kasus narkotika yang dieksekusi mati Rabu dini hari lalu di Lapangan Tembak Tunggal Panaluan, Pulau Nusakambangan, Jawa Tengah.
Tujuh terpidana lainnya adalah Andrew Chan (warga negara Australia), Myuran Sukumaran (Australia), Raheem Agbaje Salami (Nigeria), Zainal Abidin (Indonesia), Rodrigo Gularte (Brasil), Silvester Obiekwe Nwaolise alias Mustofa (Nigeria), dan Martin Anderson alias Belo (Ghana).
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015