Bogor (ANTARA News) - Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto meminta dinas terkait untuk membuat desain Terminal Baranangsiang dengan mencari konsep sendiri yang dimiliki oleh pemerintah seperti lebih ramah lingkungan.
"Kita buat konsep yang lebih ramah lingkungan. Inilah yang malam ini kita rapatkan dengan dinas terkait, saya akan minta dibuatkan desain segera versi pemerintah," kata Bima dalam acara Diskusi Publik bertajuk "Setahun Kepemimpinan Bima-Usmar Antara Realitas dan Harapan" yang diselenggarakan Universitas Pakuan, Selasa.
Bima mengatakan, selain menyiapkan desain sendiri, Pemerintah Kota Bogor juga akan mengakomodasi usulan dari mahasiswa dan komunitas terminal, apabila memiliki usulan dapat disampaikan dan akan diakomdir.
"Juga PT PGI kita ajak bicara, sehingga keluar desain yang menguntungkan semua pihak," kata Bima.
Rencana penataan dan optimalisasi aset milik Pemerintah Kota Bogor terhadap Terminal Baranangsiang terus berpolemik, penolakan komunitas dan warga Terminal dengan adanya pembangunan hotel serta mall, semakin gencar dilakukan. Di sisi lain, PT Pancakarya Grahatama Indonesia (PGI) selaku pihak ketiga yang telah berinvestasi sebesar Rp462,8 miliar dimana Rp23 miliar di antaranya untuk perbaikan terminal sejak Juni 2012, telah melakukan beberapa kali perbaikan rancangan sesuai keinginan pemerintah, namun hingga kini pembangunan tidak kunjung terealisasi.
Menurut Bima, rancangan yang disiapkan oleh Pemerintah Kota Bogor untuk memastikan keinginan semua pihak dapat terakomodir sehingga optimalisasi Terminal Baranangsiang dapat terlaksana.
"Mari kita fokuskan energi yang ada saat ini untuk mencari solusi bersama supaya pembangunan terminal ini memberikan manfaat kepada kita semua," kata Bima.
Bima menegaskan bahwa dirikan lebih baik mudur dari pada membiarkan pembangunan Terminal Baranangsiang dengan konsep lama menimbulkan persoalan lingkungan dan kemacetan.
"Saya tidak akan biarkan terminal ini menjadi sumber baru permasalahan baik lingkungan maupun kemacetan. Saya tidak akan biarkan, karena janji saya maju menjadi wali kota untuk memastikan bahwa Bogor selesaikan persoalan lingkungan dan kemacetan," katanya.
Menurut Bima, yang menjadi persoalan pembangunan terminal bukan ada atau tidak adanya hotel di Terminal baranangsiang, tetapi menginginkan desain yang wajar sesuai dengan Tata Ruang Kota Bogor.
Ia mengatakan konsep penunjang di terminal harus ada, karena melihat dari tren terminal di seluruh dunia dilengkapi dengan fasilitas penunjang. Hanya saja berapa persentase untuk fasilitas penunjang tersebut seperti apa harusnya tidak boleh terlalu berlebihan hingga mengalahkan fungsi utamanya.
"Jadi harus ada kajian, persoalan ketinggian belum ada aturannya. Tapi kalau terminal dibangun menjadi 14 lantai akan menimbulkan kebangkinan lalu lintas seperti apa?. Saya tidak bisa bayangkan bangunan yang setinggi itu tidak ada "underpassnya" Sekarang saja sudah macet. Saya tidak biarkan terminal menjadi sumber kemacetan baru, karena ini pintu gerbang Kota Bogor," katanya.
Bima menambahkan, pihaknya mengapresiasi PT PGI lewat komunikasi yang sudah dilakukan. Bahwa PGI akan merespon langkah pemerintah koat dengan terus menyempurnakan rancangan supaya ada titik temunya, antara pemerintah dan warga terminal.
Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015