"Tahun ini kenaikan 10--15 persen untuk ekspor produk fashion," kata Kepala Balai Besar Pelatihan Ekspor Indonesia Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Simon Zelotes, dalam jumpa pers Jakarta Fashion Week 2016, di Jakarta, Selasa.
Menurut Simon, dari total ekspor fashion sebesar 13,93 miliar dolar AS tersebut, ekspor tersebut didominasi oleh pakaian jadi yang mencapai 7,68 miliar dolar AS, diikuti produk alas kaki sebesar 4,1 miliar dolar AS, dan perhiasan 2,13 miliar dolar AS.
"Pangsa untuk pakaian jadi paling besar, mencapai 55,15 persen," ujar Simon.
Simon mengatakan, berdasarkan tren yang terjadi dari tahun 2010 hingga 2014 lalu, ekspor fashion mengalami pertumbuhan positif sebesar 8,27 persen, dan diharapkan tren pada tahun-tahun kedepan mampu mengalami kenaikan.
Menurut Simon, ekspor fashion tersebut paling tinggi ke Amerika Serikat, disusul Jepang, Jerman, Afrika Selatan, dan Uni Emirat Arab.
Salah satu kegiatan yang diharapkan mampu mendorong kinerja peningkatan ekspor tersebut, lanjut Simon, antara lain adalah dengan adanya gelaran peragaan busana seperti Jakarta Fashion Week 2016 yang akan digelar pada 24-30 Oktober 2015 mendatang.
"Acara seperti itu cukup efektif. Jika dilihat dari tahun lalu banyak juga pembelinya," ujar Simon.
Berdasarkan data tahun 2014 lalu, hasil transaksi business to business mencapai Rp750 juta, sementara untuk penjualan retail business to customer mencapai Rp878 juta, yang berasal baik dari dalam negeri maupun luar negeri seperti Inggris, Korea Selatan, Jepang, Singapura, dan Malaysia.
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015