Banda Aceh (ANTARA News) - Bantuan pangan dan obat-obatan bagi para korban banjir di Kabupaten Aceh Tamiang, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), mulai siang ini (24/12) disalurkan melalui udara karena transportasi darat masih "lumpuh" total. Penjabat Gubernur Aceh, Mustafa Abubakar, kepada pers di Langsa, Minggu, menyebutkan sejumlah helikopter kini telah dikerahkan untuk menyalurkan bantuan pangan serta mengevakuasi korban yang masih terperangkap banjir. Banjir terparah melanda delapan kecamatan di wilayah Aceh Timur, sejak 22 Desember 2006, menyusul hujan lebat selama beberapa lalu, yakni di Kecamatan Ranto, Karang Baru, Sekrak, Srway, Simpang Kiri, Simpang Kanan dan Pulau Tiga. Gubernur Mustafa menyebutkan, akibat bencana alam banjir tersebut sedikitnya 14 orang meninggal dunia, namun versi masyarakat jumlah korban meninggal telah mencapai 114 orang dan ratusan lainnya dinyatakan hilang. Sejumlah helikopter milik Kodam IM, Polda NAD dan milik lembaga asing yang sedang melakukan misi kemanusiaan di Aceh juga telah dikerahkan untuk membantu menyalurkan bantuan pangan dan obat-obatan bagi korban banjir di Aceh Tamiang. "Penyaluran bantuan melalui udara diputuskan setelah melihat keadaan banjir dengan helikopter bersama Panglima Kodam IM, Mayjen TNI Supiadin AS, Kapolda NAD Irjen (Pol) Bahrumsyah Kasman serta Ketua Komisi E DPRD NAD, Jamaluddin T Muku," katanya. Untuk memperlancar penyaluran pangan dan obat-obatan bagi para korban di Aceh Tamiang, telah ditetapkan sebanyak 12 titik sebagai Poskonya, antara lain di Desa Paya Beudee, Sriwijaya, Telaga Muku, Babo, Pulau Tiga, Sp Kiri, Sp Kanan, Sikrak, Kp Durian, Bukit Tinggi, Perdamaian, Kuala Simpang dan Sungai Yu. Menurut gubernur, bantuan yang mulai didistribusikan melalui udara itu antara lain berupa beras, makanan cepat saji, air bersih, selimut dan obat-obatan serta memantau sekaligus mengevakuasi para korban yang masih terperangkap di rumah-rumah atau bukit.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006