Jakarta (ANTARA News) - Tentara Nasional Indonesia (TNI) menyiapkan dua helikopter jenis Puma untuk membantu evakuasi korban banjir di Langkat, Sumatera Utara (Sumut), serta pendistribusian logistik di daerah-daerah yang sulit dijangkau. "TNI juga mulai mengirimkan alat-alat berat serta sejumlah pasukan zeni untuk mengatasi tanah yang longsor atau jalan yang rusak akibat banjir," kata Kapuspen TNI, Laksma Tni Muhammad Sunarto Sjoekronoputro, kepada ANTARA, Sabtu malam. TNI juga mengerahkan perahu karet dan truk untuk mendukung proses evakuasi warga. Selain itu, TNI juga telah mendirikan sejumlah pos kesehatan dan dapur umum. Dalam membantu menangani korban banjir di Langkat, TNI mengerahkan sekitar 264 personel, terdiri atas 247 personel TNI Angkatan Darat yang berasal dari Korem, Kodim, Kesehatan Korem (Kesrem), SubDetasemen Polisi Militer setempat, Batalion Invantri 121, Batalion Arteleri Pertahanan Udara, serta Satuan Perbekalan dan Angkutan Kodam I Bukit Barisan.dan 17 personel TNI Angkatan Laut dari Pangkalan Utama (Lantama) AL Belawan Medan. Akibat banjir di Langkat Sumut sejak 20 Desember 2006 itu, sekitar 11.000 hektare lahan pertanian rusak dan sedikit 17.000 warga mengungsi, ribuan rumah tenggelam, enam warga meninggal dan enam lagi masih hilang di 12 dari 20 kecamatan. Hingga Sabtu petang, permukaan air masih mencapai ketinggian dua sampai empat meter. Air belum banyak menyusut karena luapan sejumlah sungai masih menggenangi kawasan yang rendah terutama yang berlokasi pada sisi kiri dan kanan sungai yang mengalir ke Selat Malaka. Akibat banjir, sedikitnya 4,5 kilometer jalan negara juga rusak sehingga arus lalu lintas yang menghubungkan Sumut dengan Aceh terputus dan antrian kendaraan terjadi di beberapa lokasi atau titik apalagi ada jembatan yang mengalami rusak. Dari Binjai menuju kawasan wisata terkenal, Bahorok diketahui sebuah jembatan sudah miring. Kemudian, , di tempat lain sebuah tanggul jebol hingga air semakin banyak menggenangi perkampungan dan areal pertanian warga, dan untung saja areal tanaman pangan sudah panen. Sungai-sungai yang meluap yang juga menjadi penyebab tergenangnya pemukiman dan areal pertanian masyarakat di 12 kecamatan itu antara lain Sungai Wampu, Besitang, Sekoci dan Sungai Kapal Keruk. Kecamatan yang digenangi air adalah Besitang, Sei Lepan, Sawit Seberang dan Pangkalan Susu. Kecamatan lain adalah Bahorok, Selapian, Stabat, Wampu, Sicanggang, Babalan, Hinai dan Pangkalan Brandan. (*)
Copyright © ANTARA 2006