Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni, naik tipis 16 sen, menjadi ditutup pada 56,99 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, lapor AFP.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juni, patokan global, turun 45 sen menjadi menetap di 64,83 dolar AS per barel di perdagangan London.
Carl Larry dari Frost & Sullivan mengatakan ada sedikit perubahan dalam fundamental yang menggerakkan pasar satu arah atau lainnya, dan investor mengambil beberapa keuntungan dari kenaikan pekan lalu.
"WTI terus menarik setidaknya ada beberapa minat beli meskipun rekor cadangan minyak mentah AS kemungkinan masih akan meningkat," kata Tim Evans dari Citi Futures.
Di sisi penawaran, produksi minyak mentah AS telah sedikit menyusut dalam tiga dari periode empat minggu, tetapi masih melayang di sekitar sembilan juta barel per hari.
Tekanan pada harga telah dibatasi oleh kekhawatiran risiko geopolitik, terutama krisis di Yaman. Sebuah koalisi yang dipimpin Arab Saudi meluncurkan serangan udara baru pada Senin terhadap pemberontak Syiah Huthi yang didukung Iran.
Yaman berbatasan dengan Selat Bab el-Mandeb, titik masuk strategis penting ke Laut Merah, yang dilalui sekitar 4,7 juta barel minyak setiap hari di kapal-kapal menuju ke atau dari Terusan Suez.
Tetapi analis Barclays memperingatkan bahwa harga akan menemukan hambatan untuk bergerak lebih tinggi.
"Mempertahankan reli harga minyak baru-baru ini membutuhkan permintaan lebih kuat dan respon pasokan yang jelas," kata mereka dalam sebuah catatan penelitian. "Kita mengambil pandangan hati-hati atas kenaikan harga lebih lanjut dalam jangka dekat."
"Ada beberapa sumber tunggal kekuatan permintaan, tetapi sedikit bukti untuk menunjukkan bahwa peningkatan luas dalam konsumsi sedang terjadi."
(Uu.A026)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015