Medan (ANTARA News) - Operator kereta api bandara, Railink, memastikan bahwa kereta api Bandara Soekarno-Hatta sudah bisa beroperasi pada 2016 mengingat pembangunan konstruksi relnya ditargetkan selesai dalam 12 bulan kedepan.
Kereta api Railink di Bandara Soekarno-Hatta merupakan proyek kedua bagi Railink setelah Bandara Kualanmu di Sumatara Utara, kata Direktur PT Railink, Heru Kuswanto, di Medan, Senin.
Dia mengatakan itu usai mendampingi CEO and President Director Manulife Indonesia Chris Bendi dan eksekutif lainnya yang melakukan edukasi soal industri keuangan kepada siswa di Kereta Railink dan Bandara Kualanamu serta melihat "branding" Manulife di dua kereta Railink.
Menurut dia, dalam proyek itu Railink sudah mendapat pinjaman kredit sindikasi dari empat bank.
Dia menjelaskan, panjang rel kereta api yang dibangun PT KAI dan PT Angkasa Pura (AP) II sekitar 12,1 kilometer dari panjang rel yang sudah ada sebelumnya sekitar 24,2 kilometer.
Pembangunan jalur ganda kereta api 12 km itu mulai dari Stasiun Batu Ceper ke Stasiun Bandara Soetta.
Pembangunan KA Bandara Soetta itu merupakan tindak lanjut dari dari Peraturan Presiden (Perpres) No 83 Tahun 2011 tanggal 24 November 2011 tentang penugasan kepada PT KAI untuk menyelenggarakan prasarana dan sarana KA Bandara Soetta dan jalur lingkar Jabodetabek.
"Railink yang merupakan perusahaan patungan PT KAI dan PT Angkasa Pura II sebagai penyedia kereta api dan operasionalnya," katanya.
Heru menegaskan, karena kepadatan penumpang Bandara Soetta lebih besar dibanding Kualanamu, frekuensi kereta Railink di bandara itu diperkirakan bisa 124 trip (pulang-pergi) atau setiap lima belas (15) menit.
"Frekuensi Railink di Soetta itu memang jauh lebih banyak dari bandara Kualanamu yang masih 40-42 kali sehari dengan keberangkatan setiap 30 menit,"katanya.
General Manager Railink Medan, Agus Setia menyebutkan tingkat isian penumpang kereta api Bandara Kualanamu itu terus meningkat atau sudah 40an persen.
"Tahun ini, manajemen berharap bisa meningkatkan tingkat isian penumpang hingga menjadi 60 persen," katanya.
Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015