Kulon Progo (ANTARA News) - Seluas 1.816 hektare tanaman padi di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, tergenang banjir akibat hujan deras pada Jumat (24/4) dan Sabtu (25/4).
Kepala Dinas Pertanian dan Kehutan (Dispertan) Kulon Progo Bambang Tri Budi di Kulon Progo Senin mengatakan, 1.816 hektare tersebut menyebar di tujuh kecamatan, yakni Temon seluas 547 hektare, Wates seluas 266 hektare, Panjatan seluas 404 hektare, Galur seluas 135 hektare, Sentolo seluas 317 hektare, Lendah seluas 655 hektare, dan Pengasih seluas 99 hektare.
"Luasan lahan sawah yang tergenangi air paling parah terjadi di Kecamatan Lendah, Panjatan dan Temon. Sampai saat ini, sawah masih tergenangi air. Kami perkirakan, air akan surut dua hari kedepan, kalau tidak hujan," kata Bambang.
Menurut dia, banyaknya sawah yang tergenangi air diakibatkan tingginya curah hujan, dan saluruan drainase yang tidak mampu menampung debit air.
Selain itu, kata dia, sungai-sungai di Kulon Progo, seperti Sungai Serang, Bogowonto dan Sungai Gun Sheiro juga meluap. Air sungai-sungai itu meluap hingga ke persawahan.
"Sawah-sawah yang tergenangi air ini berada di kawasan yang airnya susah surut. Perlu waktu tiga sampai lima hari, air bisa surut. Hal ini mengakibatkan tanaman padi pada Masa Tanam II yang baru berumur tiga sampai empat minggu rusak parah," katanya.
Salah satu petani di Desa Tirtorahayu Kecamatan Galur Mujiyono mengatakan, tanaman padi seluas 60 hektare di Bulak Patuk terancam gagal panen akibat terendam air. Petani sudah berusaha memperbaiki saluran drainase atau tanggul-tanggul.
"Area sawah di Tirtorahayu menjadi langganan banjir. Hal ini dikarenakan saluran drainase dan saluran irigasi sangat sempit, tidak seimbang dengan air yang mengalir. Akibatnya, air meluap dan menggenangi sawah-sawah," kata dia.
Sampai saat ini, kata Mujiyono, Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertan) Kulon Progo tidak pernah memberikan bantuan atau ganti rugi.
"Setiap kali tanaman padi terendam banji, kami tidak mendapat ganti rugi. Kami juga sering mengusulkan ada pengerukan dan pelebaran irigasi tidak direspon," katanya.
Pewarta: Sutarmi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015