"PS UA merupakan satu-satunya wakil Asia di kompetisi tersebut, yang bersaing dengan 11 choir kenamaan lainnya dari negara-negara di Eropa," kata Sekretaris I Pensosbud KBRI di Helsinki, Made P Sentanajaya, Senin.
Dalam ICFT 2015, PS Universitas Airlangga tampil berkompetisi dalam tiga kategori, yakni mixed choir, early music dan folksong category.
Sejak babak penyisihan, Tim Paduan Suara asuhan Yosafat Rannu Leppong itu tampil habis-habisan dan atas penampilannya yang sangat baik dalam ICFT 2015,.
Tim Juri memutuskan PS Universitas Airlangga masuk sebagai salah satu tim terbaik kompetisi untuk bertanding di babak final bersama dengan lima paduan suara lain.
Kelima paduan suara itu, Young Men's of National Estonia Opera, Segakoor HUIK Estonia, Adolf Fredik's Church Sweden, Kampiun Laulu Finland, dan Girl's Choir Kamerhled Estonia.
Pada malam pengumuman pemenang yang dilaksanakan di Estonia Concert Hall, Sabtu (25/4) lalu, PS UA sukses memperoleh penghargaan sebagai juara IV dalam kategori Mixed Choir, Juara III untuk kategori Early Music dan Juara I untuk kategori Folksong Choir.
Sebelum mengikuti kompetisi tersebut, PS Universitas Airlangga juga menggelar konser pra-kompetisi di kota Parnu yang difasilitasi Kedutaan Besar Indonesia di Helsinki.
Mereka membawakan 12 lagu, di antaranya termasuk Janger, Saman, Cing Cangkeling, dan Yamko Rambe Yamko.
Penampilan 34 orang anggota PS UA memukau penonton yang hadir di Hall of Kuninga Street Elementary School, Parnu.
Keberhasilan ini menambah deretan daftar kesuksesan PS Universitas Airlangga dalam kompetisi paduan suara internasional, setelah sebelumnya berhasil meraih sejumlah penghargaan di International Warsaw Choir Festival 2012 dan Prague Cantat 24th International Choir Competition di Praha, 2010.
"Alhamdulillah, PSUA berhasil menjuarai perlombaan kelas dunia dengan juara 1 untuk kategori Folk Song, juara 3 untuk kategori Early Music, dan juara 4 untuk kategori mixed choir. Yang membuat saya bangga dan terharu dengan kemenangan PS Universitas Airlangga bukan sekadar juaranya, tapi karena idealisme bermusik, dedikasi, dan passion mereka," kata dosen psikologi Universitas Airlangga yang studi S3 di Polandia, Rakhman Ardi.
Selain itu, bagaimana solidaritas rekan-rekan PS Universitas Airlangga yang ada di Indonesia serta dukungan musisi paduan suara yang lain juga mengharukan. Mereka benar-benar keluarga dan bahu membahu dalam kerja dan doa.
"Saya melihat sendiri bagaimana rekan-rekan PS Universitas Airlangga yang dihajar angin dingin dan cuaca kering Estonia, mereka mampu menjaga suara di kondisi cuaca seperti itu tidaklah mudah. Beberapa bahkan batuk. Belum lagi keterbatasan waktu dan tempat latihan di negara tujuan," katanya.
Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015