Banda Aceh (ANTARA News) - Transportasi darat Aceh-Medan, Sumatera Utara (Sumut) dilaporkan hingga hari ini (23/12) masih "lumpuh" total karena sebagian ruas jalan antara kedua provinsi itu tergenang air hingga lebih satu meter. Kalangan agen bis di Banda Aceh, Sabtu, menyebutkan bahwa hubungan darat dari kedua provinsi bertetangga itu mulai terputus sejak Jumat (22/12) subuh karena sebagian badan jalan yang menghubungkan Aceh-Sumut terendam banjir. "Banjir terparah saat ini melanda sebagian wilayah Besitang, Sumut, sehingga ruas jalan menuju Aceh lumpuh total," kata Nanda, salah seorang agen bus antar kota dan antar provinsi (AKAP) di terminal bus Setui, Banda Aceh. Agen bis di Banda Aceh memperoleh Informasi terputusnya transportasi darat ke Sumut dari para supir bus yang berangkat dari Banda Aceh Jumat (21/12) petang karena pada pagi subuh hari itu mereka terjebak banjir bandang di kawasan Besitang. "Seharusnya, bus dari Aceh yang berangkat petang, subuh harinya sudah berada di Medan, Sumut," katanya. Menurut Nanda, semua bus dari Aceh tujuan Medan sampai hari ini masih parkir sementara diatas jalan di depan kantor Koramil Besitang, sedangkan sebagian penumpangnya terpaksa balik ke Banda Aceh dengan kendaraan lain. "Saat ini (23/12), bus dari Banda Aceh hanya melayani penumpang sampai di Kuala Simpang, Kabupaten Aceh Tamiang berbatasan dengan Sumut," katanya. Banjir bandang yang melanda wilayah Besitang selain melumpuhkan transportasi darat Aceh-Sumut dikabarkan juga telah mengambil korban beberapa orang warga hilang ditelan arus serta ribuan lainnya mengungsi. Informasi lain yang diterima menyebutkan, sejumlah wilayah di pantai tumur Provinsi Aceh saat ini juga dilanda banjir bandang, seperti Aceh Timur, Aceh Utara dan Bireuen, akibat diguyur hujan lebat selama beberapa hari terakhir ini. Penjabat Gubernur Aceh, Mustafa Abubakar, bersama sejumlah wartawan hari ini (23/12) menuju pantai timur untuk melihat kondisi banjir melalui udara menyusul beredar kabar ribuan warga di wilayah itu kini telah mengungsi.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006