Jakarta (ANTARA News) - Forum Pekerja Media Indonesia (FPMI) berharap momentum Hari Buruh 2015 pada 1 Mei mendatang, yang biasa disebut MayDay, bisa menjadi tonggak kebangkitan para pekerja media untuk memperjuangkan nasib dan kesejahteraannya.
"Kekuatan dan kekompakan para pekerja media mutlak dibutuhkan sebagai upaya perlawanan. Keberanian dan kesadaran pekerja media harus dibangkitkan," kata juru bicara FPMI Chandra melalui siaran pers diterima di Jakarta, Minggu.
Menurut Chandra, perkembangan bisnis media di Indonesia tidak disertai dengan kesejahteraan para pekerjanya. Apalagi ditambah dengan praktik konvergensi media yang mengarah pada perbudakan gaya baru, yang demi efisiensi bisnis, kian menyengsarakan pekerja media.
Belum lagi, peran lembaga media sebagai salah satu pilar demokrasi mulai kehilangan independensinya karena tergerus kepentingan kapital dan politik praktis para pemiliknya.
Untuk menjawab persoalan itu, serikat pekerja dari berbagai media seperti Tempo, Kompas, TPI (MNCTV), LKBN Antara, SCTV, ANTV, SWA dan lain-lain sepakat menggalang kekuatan dalam satu wadah bernama Forum Pekerja Media Indonesia.
Pada MayDay 2015, FPMI mengusung enam sikap, yaitu melawan perbudakan di sektor media, segera wujudkan upah layak pekerja media, segera tetapkan upah sektoral media dan menolak praktik konvergensi yang menyengsarakan pekerja media.
Kemudian, menolak konglomerasi media yang memasung kebebasan pers serta mengajak kepada seluruh pekerja media untuk menyatukan kekuatan, meneguhkan sikap guna membangun gerakan pekerja media yang kuat dan konsisten untuk memperjuangkan kesejahteraan pekerja media di Indonesia.
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015