Kacau di sini"
Kathmandu (ANTARA News) - Nepal mendesak negara-negara di dunia untuk mengirimkan bantuan guna menolong negara itu mengatasi dampak bencana alam menyusul gempa dahsyat yang menewaskan hampir 1.400 orang yang diperkirakan jumlahnya akan terus meningkat.
Para penyelamat sendiri menggunakan tangan kosong untuk menolong para penyintas yang tertimbun reruntuhan.
Ribuan orang melawan udara yang membeku untuk tidur di jalan-jalan, taman atau lapangan di lembah Kathmandu yang padat, karena takut kembali ke rumah mereka yang dirusakkan oleh gempa bumi berkekuatan 7,9 SR yang mengguncang bumi Sabtu tengah hari kemarin.
"Kami telah melancarkan rencana aksi penyelamatan dan rehabilitasi massif serta banyak hal yang mesti dilakukan," kata Menteri Informasi dan Penyiaran Minendra Rijal.
"Negara kami tengah berada dalam momen krisis dan kami membutuhkan pertolongan dan bantuan yang luar biasa," kata dia kepada televisi India.
Polisi mengatakan jumlah korban mati telah mencapai 1.394 orang dan sekitar 4.700 orang cedera. Lebih dari 630 orang tewas di lembah Kathmandu dan paling sedikit 300 orang lainnya di ibu kota negara itu.
Para pendaki gunung asing dan para pemandu lokalnya dari Nepal di sekitar Gunung Everest terjebak oleh gempa dan longsor hebat. Beberapa di antaranya bergegas ke media sosial untuk mengirimkan pesan meminta bantuan dalam nada putus asa, dan mengingatkan banyak orang yang tewas.
Rumah sakit-rumah sakit di seluruh penjuru negeri miskin berpenduduk 28 juta itu berjuang mengatasi korban mati dan terluka akibat gempa terkuat di Nepal dalam 81 tahun terakhir itu.
Kurangnya peralatan membuat tim penyelamat tidak bisa lebih jauh lagi mencari tanda-tanda korban yang masih hidup.
Rumah Sakit Bir di Kathmandu sejauh ini telah menerima 300 sampai 350 pasien dengan luka serius, dan kebanyakan sudah meninggal dunia, kata paramedis Dinesh Chaudhary.
Dia mengatakan rumah sakit itu kehabisan pasokan obat dan memesan obat-obatan dari toko-toko di luar rumah sakit.
"Akan semakin banyak pasien yang datang besok karena hanya bagian reruntuhan yang paling kecil saja yang bisa dibersihkan," kata dia.
Ramesh Pokharel, staf Rumah Sakit Bhaktapur di pinggiran Kathmandu, mengatakan sekitar 50 jenazah digeletakkan di luar rumah sakit.
Para dokter merawat pasien-pasien di tenda-tenda di depan gedung utama Rumah Sakit Bhaktapur, dan para staf terlalu sibuk mencatat atau mendaftar nama-nama korban.
"Kacau di sini," kata Pokharel seperti dikutip Reuters.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015