Bojonegoro (ANTARA News) - Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Jawa Timur, memberlakukan daerah hilir mulai Bojonegoro, Tuban, dan Lamongan, masuk siaga banjir dalam menghadapi meluapnya Bengawan Solo, sejak Jumat (24/4).

"Daerah hilir Jawa Timur, masuk siaga banjir, disebabkan pengaruh banjir yang terjadi di daerah hulu, Jawa Tengah dan Ngawi," jelas Kasi Operasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Mucharom, Sabtu.

Ia menjelaskan ketingian air Bengawan Solo, masuk siaga I dengan ketinggian 13,00 meter sejak sehari lalu.

"Ketinggian air Bengawan Solo di daerah hilir Jawa Timur, masih akan naik, sebab saat ini di Ngawi, juga di hulu Jawa Tengah, masih terjadi banjir," paparnya.

Data di UPT Bengawan Solo, ketinggian air Bengawan Solo di Bojonegoro, naik menjadi 13,96 meter (siaga I), Sabtu pukul 09.00 WIB, yang semula tiga jam lalu 13,88 meter.

Begitu pula, ketinggian air di Karangnongko, Kecamatan Ngraho, sekitar 70 kilometer dari Kota Bojonegoro, juga naik menjadi 27,05 meter, yang semula tiga jam lalu 27,00 meter.

"Di Ndungus, Ngawi, status Bengawan Solo masih siaga II dengan ketinggian mencapai 7,30 meter," jelas dia.

Ia menerima laporan banjir Bengawan Solo di Jurug, Solo, Jawa Tengah, statusnya siaga III, sejak sehari lalu.

"Saat ini status Bengawan Solo di Jurug, Solo, juga masih siaga banjir," katanya, menegaskan.

Sementara ini, lanjut dia, dalam waktu bersamaan ketinggian air Bengawan Solo, di Babat, Laren, Karanggeneng, dan Kuro, Lamongan, masing-masing 7,25 meter (siaga I), 5,08 meter (siaga II),3,71 meter (siaga I), dan kuro, 1,49 meter.

Yang jelas, menurut dia, kondisi daerah hilir Jawa Timur, masih terkendali dalam menghadapi meluapnya sungai terpanjang di Jawa itu. Sudetan Plangwot-Sedayu Lawas, Lamongan, yang mampu mengalirkan debit banjir sekitar 740 meter kubik/detik, berfungsi normal.

"Meski demikian kami meminta daerah hilir yang dilalui Bengawan Solo, meningkatkan kewaspadaan, sebab potensi debit banjir yang terjadi cukup besar, sebab selain dari Ngawi, juga dari daerah hulu, Jawa Tengah," tandasnya.

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015