Cilacap (ANTARA News) - Dua kendaraan pembawa perlengkapan teratak masuk ke Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
Dari pantauan di Dermaga Wijayapura, Cilacap, Sabtu, dua kendaraan yang terdiri atas truk dan mobil bak terbuka tiba di tempat penyeberangan menuju Pulau Nusakambangan sekitar pukul 08.15 WIB.
Dua kendaraan tersebut sempat berhenti cukup lama di depan gerbang Dermaga Wijayapura guna menunggu izin menyeberang dari petugas Satuan Tugas Keamanan dan Ketertiban (Satgas Kamtib) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Jateng.
Selama menunggu di tempat itu, salah seorang awak truk tampak merapikan perlengkapan teratak yang diangkut seperti kursi plastik dan tiang besi.
Saat ditemui wartawan, awak truk lainnya mengatakan bahwa peralatan teratak itu dipesan seorang anggota Kepolisian Resor Cilacap.
"Akan dipasang di depan lapangan sampai tanggal 29 April 2015," katanya sambil berjalan menuju truk.
Akan tetapi seorang pegawai salah satu lembaga pemasyarakatan di Pulau Nusakambangan menyangkal jika perlengkapan teratak itu akan digunakan untuk pelaksanaan eksekusi mati.
"Itu mau digunakan untuk upacara Hari Bakti Pemasyarakatan Ke-49 di Dermaga Sodong, Nusakambangan, pada hari Senin (27/4)," katanya.
Informasi yang dihimpun dari sejumlah sumber di Nusakambangan, perlengkapan teratak tersebut akan dipasang di sekitar Lapangan Tembak Tunggal Panaluan yang berlokasi di dekat Pos Polisi Nusakambangan dan sekitar Lapas Besi sehingga diduga akan digunakan sebagai tempat tunggu bagi para pejabat kejaksaan dan kepolisian saat pelaksanaan eksekusi mati.
Kejaksaan Agung beberapa waktu lalu merilis 10 nama terpidana mati kasus narkoba yang akan segera dieksekusi secara serentak di Pulau Nusakambangan.
Ke-10 terpidana mati yang akan dieksekusi dalam waktu dekat, yakni yakni Andrew Chan (warga negara Australia), Myuran Sukumaran (Australia), Raheem Agbaje Salami (Nigeria), Zainal Abidin (Indonesia), Serge Areski Atlaoui (Prancis), Rodrigo Gularte (Brasil), Silvester Obiekwe Nwaolise alias Mustofa (Nigeria), Martin Anderson alias Belo (Ghana), Okwudili Oyatanze (Nigeria), dan Mary Jane Fiesta Veloso (Filipina).
Mereka kini telah berada di Nusakambangan meskipun tersebar di sejumlah lapas pulau "penjara" itu.
Mary Jane Fiesta Veloso merupakan terpidana mati terakhir yang masuk Nusakambangan setelah dipindahkan dari Lapas Wirogunan, Yogyakarta, pada Jumat (24/4) pagi.
Saat ini, Mary Jane yang merupakan satu-satunya terpindana mati perempuan telah berada di Lapas Besi, Nusakambangan, bersama tiga terpidana mati lainnya, yakni Andrew Chan, Myuran Sukumaran, dan Raheem Agbaje Salami.
Sementara enam terpidana mati lainnya, yakni Zainal Abidin, Serge Areski Atlaoui, Rodrigo Gularte, dan Okwudili Oyatanze di Lapas Pasir Putih, serta Martin Anderson dan Silvester Obiekwe Nwaolise di Lapas Batu, Nusakambangan.
Sebelumnya, Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kemenkumham Provinsi Jawa Tengah Yuspahruddin mengharapkan pemindahan terpidana mati Mary Jane dilaksanakan mendekati waktu pelaksanaan eksekusi mengingat lapas-lapas di Nusakambangan tidak memiliki blok khusus wanita sehingga sangat riskan jika terlalu lama di pulau "penjara" itu.
Jika mengacu pernyataan tersebut, eksekusi mati diperkirakan akan dilaksanakan dalam waktu dekat.
Akan tetapi hingga saat ini belum diketahui secara pasti apakah ke-10 terpidana mati tersebut telah masuk dalam sel isolasi di Lapas Besi guna menunggu pelaksanaan eksekusi atau masih berada di lapas masing-masing.
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015