Untuk mewujudkan komunitas keamanan bisa dimulai dari kerja sama intelijen, berbagi informasi keamanan, pelatihan militer bersama, terutama menangkal ancaman keamanan yang melanda kedua kawasan,"

Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Komisi I DPR RI Hanafi Rais meminta Konferensi Asia Afrika (KAA) serius membentuk kerja sama keamanan menuju komunitas keamanan tingkat kawasan.

"Untuk mewujudkan komunitas keamanan bisa dimulai dari kerja sama intelijen, berbagi informasi keamanan, pelatihan militer bersama, terutama menangkal ancaman keamanan yang melanda kedua kawasan," katanya di Jakarta, Jumat.

Dia mengatakan komunitas keamanan tersebut dalam rangka membangun kemandirian keamanan tingkat kawasan Asia-Afrika.

Menurut Wakil Ketua Umum PAN itu, terbentuknya komunitas keamanan akan membuat Asia-Afrika bisa bersatu dalam menghadapi terorisme dan ancaman keamanan lainnya, seperti kejahatan narkoba lintas negara dan pembajakan di perairan laut.

Dia mengatakan fase selanjutnya dalam komunitas keamanan tersebut adalah terkait teknologi. Menurut dia, komunitas keamanan Asia-Afrika memang harus dibangun secara bertahap, tidak bisa sekali jadi.

"Membangun komunitas keamanan dalam hal teknologi adalah fase lanjut, karena membangun komunitas tersebut tidak bisa ujug-ujug jadi," ujarnya.

Hanafi mengatakan, Asia Afrika pada kenyataannya adalah "anak kembar" yang lahir 1955 tapi belum sama dalam perkembangannya saat ini.

Menurut dia, ketika saat ini Asia dianggap memasuki era kebangkitannya pascadominasi Amerika dan Uni Eropa, namun di sebagian Afrika masih harus bertarung melawan kelaparan, kemiskinan, terorisme, dan musuh sosial lainnya.

"Kerja sama Selatan-Selatan dalam kerangka NAASP harus bisa merekonstruksi masa depan bersama dalam hubungan ekonomi, bisnis, dan kesejahteraan. Kedua kawasan ini bersifat saling menguntungkan dan saling menyejahterakan dengan cara Asia-Afrika," katanya.

Hanafi menjelaskan pemerintah di Asia dan Afrika harus banyak melibatkan peran komunitas, swasta, dan aktor nonnegara lainnya.

Dia menilai pendekatan nonnegara dalam kerja sama antarnegara dinilai lebih tepat mengingat kultur nonnegara di Asia-Afrika yang melembaga.

"Tiongkok buktinya, pemerintahnya berhasil memfasilitasi peran para aktor nonnegara dalam investasi, bisnis dan ekonomi di Afrika dan keduanya tumbuh saling menguntungkan serta positif," ujarnya.

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015