"Sangat puas, bahagia dan terharu menyaksikan semangat Bandung Lautan Angklung, sampai merinding," kata Arief Yahya yang juga Ketua Bidang Side Event dalam Peringatan ke-60 Tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) ketika dihubungi dari Jakarta, Jumat pagi.
Ia mengatakan, penyelenggaraan gelaran "Angklung for The World" sebagai salah satu rangkaian acara pendamping untuk KAA 2015 benar-benar sesuai harapan bahkan melampaui.
Arief sekaligus bangga mengingat acara besar itu juga dicatatkan dalam World Guinness Book of Record 2015.
"Angklung saya harapkan benar-benar bisa menjadi alat diplomasi yang baik untuk menorehkan kesan yang mendalam sekaligus mempromosikan budaya bangsa kita yang agung," katanya.
Pertunjukan kolosal "Angklung for The World" itu digelar di Stadion Siliwangi Bandung pada 23 April 2015 pukul 09.00-10.00 WIB dengan melibatkan 20.000 pemain angklung dari berbagai kalangan mulai dari pelajar hingga ibu rumah tangga.
Pemecahan rekor di Stadion Siliwangi ini disaksikan empat juri dari Guinness World Records, yang bermarkas di Inggris. Hasil penjurian akan dikirimkan ke lembaga tersebut dan baru pekan depan diketahui hasilnya.
Selain membawakan lagu "We Are the World", para peserta pemecahan rekor juga membawakan lagu "Ibu Pertiwi" dan "Padamu Negeri". Hanya saja dua lagu terakhir itu bukan bagian dari pemecahan rekor melainkan lagu yang dibawakan saat latihan.
Acara ini sempat menimbulkan kemacetan lalu lintas di sekitar Stadion Siliwangi karena sejak pagi, para peserta sudah menunggu di sekitar lokasi acara.
Pewarta: Hanni Sofia Soepardi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015