Chicago (ANTARA News) - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange naik pada Kamis (Jumat pagi WIB), setelah data ekonomi AS yang lemah menyeret dolar AS turun dan meningkatkan daya tarik logam mulia dalam denominasi dolar.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Juni bertambah 7,4 dolar AS atau 0,62 persen, menjadi menetap di 1.194,30 dolar AS per ounce, lapor Xinhua.
Pada Kamis, data ekonomi AS yang keluar sebagian besae negatif. Penjualan rumah keluarga tunggal baru jatuh 11,4 persen pada Maret, mundur kembali dari tertinggi tujuh tahun yang dicapai bulan sebelumnya dan mengalami laju paling lambat sejak November, menurut Departemen Perdagangan AS.
Indek pembelian manajer sektor manufaktur yang dirilis Markit jatuh pada April menjadi 54,2 dari 55,7 pada Maret. Pesanan ekspor baru menunjukkan penurunan pertama mereka dalam laporan ini sejak November 2014. Pesanan baru keseluruhan tumbuh pada tingkat paling lemah mereka sejak Januari, kata Markit Economics, Kamis.
Selain itu, sebuah laporan yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja AS pada Kamis menunjukkan klaim pengangguran awal pekan lalu lebih tinggi dari perkiraan dengan data meningkat 1.000 dari pekan sebelumnya.
Namun, para analis mengatakan bahwa tren dalam laporan ini kemungkinan akan meningkatkan harapan untuk pembalikan besar di laporan tenaga kerja April karena dibandingkan terhadap Maret yang sangat mengecewakan.
Dengan latar belakang itu, indeks dolar AS, ukuran dolar terhadap sekeranjang mata uang utama, turun tipis pada Kamis, memberikan dukungan untuk banyak komoditas dalam denominasi dolar termasuk emas yang dirasakan aman.
Analis memperingatkan bahwa peningkatan ekuitas global dan AS akan segera memberikan tekanan pada logam mulia, dan peningkatan suku bunga Federal Reserve AS yang diperkirakan pada tahun ini akan mempertahankan emas dalam tren menurun.
Perak untuk pengiriman Mei bertambah 3,3 sen atau 0,21 persen, menjadi ditutup pada 15,829 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik tujuh dolar AS atau 0,62 persen, menjadi ditutup pada 1.136,70 dolar AS per ounce.
(T.A026)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015