Jakarta, 21/12 (ANTARA) - Maskapai penerbangan swasta nasional, Adam Air berencana menambah 10 armada lagi tahun depan untuk memperkuat rencana ekspansi perusahaan ini baik domestik maupun internasional. "Dari 10 pesawat itu, dua di antaranya adalah jenis Airbus seri 320 sehingga total pesawat kami tahun depan sebanyak 32 unit. Tahun ini kami operasikan 22 unit," kata President Director PT Adam SkyConnection Arilines (Adam Air), Adam Adhitya Suherman menjawab pers di Jakarta, Kamis. Dikatakannya, pangsa pasar Adam Air di Indonesia sekitar 20 persen karena diperkirakan hingga akhir tahun ini, perusahaan ini mampu mengangkut tujuh juta penumpang. Untuk itu, pihaknya bertekad sebagai tahun pertumbuhan menuju 30 persen pangsa pasar dan untuk itu, wajar jika perusahaan yang bermoto "Butik Airlines" ini, mulai melirik diversifikasi armada ke jenis lain yakni Airbus, khususnya keluarga 320, 321 demi peningkatan pelayanan kepada penumpang. "Target kami dengan A320 ini adalah sangat strategis dan ekonomis yakni pertama demi kenyamanan penumpang karena lebih lapang, luas dan nyaman. Dari sisi operasi lebih hemat sekitar 10-20 persen dibanding tipe sejenis misalnya B 737-400 dan 500," katanya. Perbandingannya, jika B737-400 per jamnya menghabiskan 3.300 liter avtur, sedangkan A320 hanya 3.000 liter. Adam merinci untuk pesawat jenis A320, akan mampu mengangkut 180 penumpang, sedang untuk A321 bisa memuat 220 penumpang kelas ekonomi dan 10 tempat duduk lainnya untuk kelas bisnis. Ia juga mengatakan, pengadaan dua pesawat baru A320 itu adalah realisasi tahap awal dari rencana pengadaan 30 pesawat A320 dengan sistem sewa-beli senilai 2,1 miliar dolar AS yang nota kesepahaman-nya dengan Airbus ditandatangani awal tahun ini di Singapura. "Dua pesawat itu menandai rencana kami untuk menggantikan seluruh armada dengan keluarga Airbus," katanya. Kendati begitu, tegasnya, tidak menutup kemungkinan, Adam Air masih akan menggunakan armada Boeing, tetapi dengan syarat adalah armada terbaru, misalnya Next Generation (NG). Dua listing Pada kesempatan itu, Adam menyinggung rencana perseroan untuk berubah dari perusahaan privat ke publik mulai 2008 dengan melakukan penawaran sejumlah saham ke publik melalui Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan di Singapura. "Tren bisnis jasa ke depan adalah melibatkan publik sebagai pengontrol guna terjaga kualitas pelayanannya. Selain itu, struktur permodalan kami akan lebih kuat karena mendapat dukungan publik," katanya. Didesak berapa persen yang akan dilepas ke publik, Adam mengaku, hal itu nanti akan dikaji lebih jauh dan disesuaikan dengan peraturan perundangan yang berlaku. Mengapa Singapura yang dipilih, tambah Adam, karena negeri itu sampai sekarang adalah pintu masuk investasi di sektor jasa dan lainnya di Asia. "Singapura adalah gate way di Asia, khususnya Asia Tenggara," katanya. Sebelum "dual listing" terjadi, kata Adam, pihaknya masih membuka diri mengajak mitra strategis untuk bergabung. "Penjajakan dengan Qantas dan Tiger Airways sampai sekarang masih berlangsung," katanya. Adam Air hingga kini melayani 39 kota tujuan domestik dan regional, termasuk Penang, Malaysia dan Singapura dengan tingkat isian penumpang rata-rata 80-90 persen. Sejumlah rute internasional baru yang hendak dibidik Adam Air mulai 2007 antara lain, Kualalumpur, Perth Australia dan sejumlah kota lainnya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006