Mataram (ANTARA News) - Indosat sejak 2013-2014 telah menginvestasi Rp15 triliun untuk memodernisasi jaringan 42 Mbps dalam upaya memberikan layanan kualitas komunikasi makin cepat, stabil dan bersih.
"Dengan nilai investasi sebesar itu maka tiap tahun perusahaan investasi rata-rata Rp7 triliun untuk mempersiapkan modernisasi jaringan berupa peningkatan kapasitas menara pemancar atau BTS," kata Division Head Investor Communications PT Indosat Andromeda Tristanto kepada pers di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis.
Hal tersebut disampaikan saat uji coba Drive Jaringan Baru Indosat 42 Mbps untuk kawasan Lombok.
Tahun 2015, katanya, perusahaan kembali akan menginvestasikan Rp6,5 triliun hingga Rp7 triliun untuk modernisasi jaringan yang akan dilakukan di sejumlah kota dan kabupaten.
Kepala Divisi Optimalisasi Jaringan Indosat Joko Riswadi mengatakan Indosat telah memperluas jaringan 42 Mbps ke 23 kota yang tersebar di berbagai daerah Indonesia
"Jaringan baru tersebut merupakan hasil dari modernisasi jaringan perusahaan secara nasional dengan menerapkan teknologi terbaru, katanya.
Dikatakan, teknologi baru 42 Mbps menerapkan U900 dan DC-HSPA+ yang mampu memberikan kecepatan maksimal dengan kualitas sinyal lebih baik di dalam di luar ruangan.
Perusahaannya, katanya, telah menyelesaikan proses Modernisasi Jaringan di 23 kota yaitu Jabodetabek, Bandung, Sukabumi, Semarang, Jogjakarta, Surabaya, Bali, Pekanbaru, Padang, Mataram, Palembang, Manado, Batam, Makasar, Medan, Lampung, Banjarmasin, Pontianak, Palangkaraya, Sampit, Sintang, Samarinda dan Balikpapan.
"Direncanakan dalam tahun ini akan diperluas kota yang dimodernisasi jaringan 42 Mbps, antara lain ke Kota Malang dan Solo," katanya.
Menurutnya, yang dimaksud modernisasi, katanya, adalah BTS (base transceiver station) yang diperbaharui antara lain dengan teknologi terbaru, mengurangi "feeder" sehingga mengurangi penggunaan listrik namun mampu memberikan jangkauan lebih luas dan kuat.
Dia mengatakan, sekalipun Indosat menyiapkan jaringan baru 42 Mbps namun pelanggan tak perlu mengganti kartu dengan yang baru yang ada di telepon genggamnnya.
Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015