Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah di pasar uang spot antarbank Jakarta, Kamis sore, menguat tipis delapan poin menjadi 12.947 per dolar AS dibandingkan sebelumnya 12.955 per dolar AS.
Laju rupiah bergerak menguat tipis karena masih dibayangi oleh sentimen global yang masih mendukung penguatan dolar AS, kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Kamis.
Ia menambahkan bahwa harga minyak dunia yang cenderung masih tertekan seiring dengan bertambahnya persediaan minyak di AS serta masih melambatnya ekonomi Tiongkok telah membayangi laju rupiah.
"Penurunan harga minyak di pasar dunia akan memberikan dorongan pada dolar AS. Turunnya harga minyak itu seiring dengan pengakhiran serangan Arab Saudi terhadap Yaman sehingga membuat laju dolar AS menguat dan dapat berimbas pada laju rupiah kedepannya," katanya.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan bahwa penguatan rupiah masih dibatasi oleh data penjualan rumah Amerika Serikat untuk bulan Maret lebih bagus dibandingkan ekspektasi kalangan analis.
"Di pasar valas global, pergerakan dolar AS menguat terhadap mayoritas mata uang, situasi itu membuat penguatan rupiah terbatas," katanya
Di sisi lain, lanjut dia, data perumahan Amerika Serikat juga menjadi salah satu pertimbangan bagi bank sentral AS (the Fed) untuk menaikan suku bunga acuannya (Fed fund rate).
Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia hari ini rupiah berada pada 12.939 per dolar AS, lebih baik dibanding posisi sebelumnya 12.952 per dolar AS.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015