Menurut Kepala pelaksana harian BPBD Kota Surakarta Gatot Sutanto, bahwa dari hasil mendataan ada sembilan kelurahan dan puncak ketinggian air lebih dari satu meter sekitar pukul 03.00 WIB.
Namun, banjir yang terparah di wilayah Banyuanyar Kecamatan Banjarsari, dan air mulai surut sekitar pukul 05.00 WIB.
Gatot Sutanto mengatakan banjir tersebut tidak terduga oleh masyarakat karena begitu cepat seperti air bandang akibat meluarnya air sungai Kali Pepe.
"Banjir ini seperti yang pernah terjadi pada 2008. Bahkan, banjir kali ini lebih besar dan tidak diprediksi sebelumnya. Kawasan Banyuanyar menjadi yang terparah," katanya.
Menurut dia, kelurahan juga terdampak banjir, seperti Kadipiro, Nusukan, Banyuanyar, Sumber, Gandekan, Sewu, Pucangsawit, Jebres, Pajang, Bumi dan Kedunglumbu.
"Namun, banjir terparah daerah yang terdampak luapan sungai dari Boyolali," katanya.
Pihaknya belum bisa memastikan berapa jumlah rumah tergenang banjir, tetapi telah berupaya sebaik mungkin mengatasi dampak akibat banjir.
Kendati demikian, pihaknya mengimbau masyarakat harus lebih waspada hingga akhir Mei, karena diperkirakan hujan akan terus mengguyur mulai akhir April ini hingga minggu ketiga bulan depan.
Pihaknya dibantu banyak instansi seperti anggota TNI dan Polri, PMI, SAR dan elemen masyarakat untuk membantu warga dan membuka dapur umum.
"Posko dan dapur umum dibuka di tiga tempat, yakni di Kota barat, Praon Nusukan dan Sumber. Selain itu relawan dan masyarakat juga aktif membuat posko dan dapur umum," katanya.
Sementara itu, Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo mendampingi Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo juga langsung meninjau ke lokasi banjir di Banyuanyar Banjarsari.
Menurut Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo, pihaknya dal;am menangani bencana banjir di wilayah segera menganggarkan menggunakan dana tidak terduga.
"Kami juga perintahkan membuka dapur umum dan mobil pemadam kebakaran untuk ikut memberisikan sisa lumpur banjir," kata Rudyatmo.
Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015