"Ini karena tidak selesai konfliknya. Daerah-daerah bilang keluarga Pak Harto (Soeharto) saja yang ambil, dioper gitu. Ada yang menyuarakan begitu," katanya dijumpai di Gedung Parlemen, Jakarta, Kamis.
Titiek enggan menyebut dari daerah mana saja suara-suara itu muncul.
Namun, dia menekankan keluarga Soeharto tidak mengiyakan atau menolak permintaan itu.
"Ada suara-suara begitu. Kita tidak bilang ya mau ambil atau bagaimana. Kita ya sedapat mungkin ingin diselesaikan damai, karena tidak semudah itu (keluarga Cendana) mengambil alih," kata dia.
Bagi Titiek, seluruh kader Golkar adalah saudara.
Polemik yang terjadi belakangan, menurut dia, disebabkan adanya oknum di luar partai yang memanfaatkan konflik Golkar untuk kepentingan sendiri.
"Kita dari keluarga (Soeharto) prihatin kok Golkar yang begitu besar berkiprah begitu lama sekarang ribut dua kubu. Jangan sampai Golkar ditunggangi. Kalau Golkar rusuh kita tidak bisa ikut pilkada, dan partai lain akan menjadi lebih besar (perolehan suaranya)," kata dia.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015