Jayapura (ANTARA News) - Mantan pemain Persipura Jayapura era 1980-an yang kini menjadi pengamat sepak bola, Nico Dimo, menilai PSSI membutuhkan perubahan besar agar pembinaan olahraga terpopuler di Tanah Air itu semakin baik.
"Saya setuju dengan pembekuan PSSI oleh Menpora Imam Nahrawi, asalkan nantinya ada perubahan yang baik untuk sepak bola kita," kata Nico Dimo di Jayapura, Papua, Rabu.
Menurut dia, perubahan yang dimaksud diantaranya adalah agar peringkat Indonesia dalam rilis FIFA bisa lebih baik lagi, karena beberapa waktu belakangan ini timnas Merah Putih terus melorot jauh hingga di bawah negara Timor Leste.
"Kita perlu perubahan, perlu perbaikan. Peringkat negara kita terus menurun. Harapannya apa yang dilakukan oleh Kemenpora bisa berimbas pada perbaikan disemua jenjang pembinaan sepak bola di Tanah Air," katanya.
Nico yang juga pengurus Asosisasi Mantan Pemain Persipura Jayapura itu menilai bahwa perubahan juga perlu dilakukan pada Liga Super Indonesia (LSI) yang kini menggandeng Qatar National Bank (QNB) sebagai sponsor utama pada musim 2015.
"Berkaca pada musim-musim sebelumnya, seolah-olah juara LSI sudah bisa ketahuan klub mana yang raih. Musim lalu terlihat jelas bahwa Arema Cronus yang akan juara, namun tiba-tiba di semifinal ditumbangkan Persib Bandung," katanya.
"Di laga pamuncak, saat Persipura lawan Persib Bandung, lagi-lagi terlihat ada bentuk kecurangan yang seakan-akan memuluskan suatu klub untuk juara. Ada sejumlah pelanggaran tetapi wasit membiarkan hal itu terjadi, sehingga laga tersebut kurang enak ditonton," tambahnya.
Di level usia muda untuk timnas tingkatan umur, Dimo juga melihat bahwa perekrutan pemain-pemain bertalenta sepertinya belum mengakomodir semboyan Bhineka Tunggal Ika.
"Karena sejumlah pemain yang berjersey burung Garuda Muda itu ternyata hanya dinominasi daerah tertentu saja, belum mencakup semua daerah yang ada di Tanah Air," katanya.
Namun, dilain pihak, Nico Dimo yang juga sekertaris umum klub Reliv Christa Fc Holandia Papua Indonesia itu berharap agar polemik antara kedua pihak, PSSI dengan Kemenpora dan BOPI bisa segera usai.
"Saya ingin mengkritik untuk membangun, bukan untuk lain. Saya ingin sepak bola kita bisa sejajar dengan negara-negara Asia yang telah maju. Kiranya masukan dan saran ini menjadi bahan perenungan bukan untuk saling menjatuhkan, saya ingin perubahan untuk Indonesia Satu," katanya.
Pewarta: Alfian Rumagit
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015